Kamis, 28 Januari 2010
banyak yang mau berubah
Asalamualaikum wr wb
Tri Wibowo: 25 Januari 2010
Didalam hidup kita memang selalu mencari siapa guru hidup yang paling berpengaruh dan dapat membuat perubahan pada kita…… saya adalah orang yang mengagumi Yusuf Mansur, terlalu berlebihan mungkin jika kita mengagumi mahluknya Allah, karena yang hanya pantas dikagumi hanya Nabi Muhammad SAW
Saya kagum atas apa yang dia ajarkan pada public, beberapa pengalaman yang bener-bener dapat jadi sebuah panduan untuk bertahan hidup. Memang tidak ada alasan untuk kite menyerah dalam hidup……..(walaupun terkadang saya sangat sering putus asa, he…. Sedikit munafik kagak ape-ape ye….. eh tapi kata pak Ustad itu penyakit hati….harus segera dibunuh tu). Pada perinsipnya Kita bukan mahluk yang minta diciptakan….. kalau kita berpijak pada konsep atau pemikiran seperti itu seakan-akan kita menyalahkan Allah yang telah menciptakan kita, atau kita menyalahkan orang tua dan nenek moyang kita yang notabene sebagai media pengantar kita di Alam yang penuh dengan dengan hal fana dan penuh dengan pendusta.
Mari kita balik konsep diatas, menjadi: kita ada didunia karena kita di harapkan oleh Allah untuk dapat menciptakan sesuatu.
Dibawah ada kutipan artikel dari Yusuf Mansur yang insyaallah dapat memberi pelajaran kita. Selamat berpetualang……!
Banyak yang Mau Berubah, tapi Memilih Jalan Mundur
Oleh: Yusuf Mansur
Satu hari saya jalan melintas di satu daerah. Tertidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya berpesan ke supir saya, “Nanti di depan ke kiri ya.”
“Masih banyak, Pak Ustad,” jawab sopir saya.
Saya paham. Si sopir mengira, saya ingin membeli bensin. Padahal bukan.
“Saya mau pipis,” jelas saya pada sopir.
Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti.
“Pak Ustadz!” panggilnya seraya melambaikan tangan dari kejauhan dan mendekati saya.
Saya menghentikan langkah. Menunggu si sekuriti.
“Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja,” ujarnya sembari tersenyum sumringah.
Saya juga tersenyum. Insya Allah, saya tidak merasa gede rasa. “Saya ke toilet dulu ya,” kata saya meminta pengertian sang sekuriti.
“Nanti saya pengen ngobrol. Boleh Ustadz?” laki-laki itu berusaha menahan langkah saya.
“Saya buru-buru, lho. Tentang apaan sih?” jawab saya sembari menatapnya tajam.
“Saya bosen jadi satpam Pak Ustad.”
Sejurus kemudian saya sadar. Ini pasti Allah pasti yang memberhentikan langkah saya.
Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun karena ingin pipis, lantas sampai di sebuah pom bensin, hingga akhirnya bertemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya harus berbicara dengannya. Sekuriti ini barangkali “target operasi” dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Demikian saya membatin.
“Ok, nanti setelah dari toilet ya,” jawab saya pada sang satpam.
***
“Jadi, gimana? Bosen jadi satpam? Emangnya nggak gajian?” tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart-nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan.
“Gaji mah ada, Ustadz. Tapi masak gini-gini aja nasib saya?”
“Gini-gini aja itu karena ibadah Bapak juga gini-gini aja. Disetel bagaimanapun, agak susah merubahnya.”
“Wah, ustadz langsung nembak aja nih.”
Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah. Tapi umumnya begitulah manusia. Rezeki mau banyak, tapi kepada Allah tidak mau mendekat. Rezeki mau bertambah, tapi ibadah tidak mau ditambah. Dari dulu tetap begitu-begitu saja.
“Sudah shalat ashar?”
“Barusan, Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya nggak? Ya saya pikir sama saja.”
“Oh, jadi nggak apa-apa telat, ya? Karena menurut Bapak, kerja Bapak adalah juga ibadah?”
Sekuriti itu tersenyum meringis. Mungkin ia jujur mengatakan demikian. Mungkin juga tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap pekerjaannya sebagai ibadah. Namun bisa juga tidak. Anggapan pekerjaan sebagai ibadah cuma sebatas ucapan saja. Lagi pula jika menganggap pekerjaan-pekerjaan kita adalah ibadah, maka apa yang kita lakukan di dunia ini semuanya juga ibadah kalau kita niatkan sebagai ibadah.
Tapi, hal itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajib dijadikan prioritas nomor satu. Kalau ibadah wajibnya dijadikan prioritas nomor tujuh belas, tentu adalah bohong belaka jika menganggap pekerjaan sebagai ibadah. Lantas, apakah kita tidak boleh meniatkan pekerjaan sebagai ibadah? Tentu saja boleh! Bahkan bagus sekali, bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita umpamakan demikian. Suatu saat, kita menerima tamu, kemudian Allah datang. Artinya kita menerima tamu, tepat ketika waktu shalat tiba. Kemudian kita abaikan shalat. Kita abaikan Allah. Nah, apakah demikian masih pantas pekerjaan kita disebut sebagai ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil pekerjaan dan usaha, hanya sedikit yang diberikan kepada Allah daripada untuk kebutuhan-kebutuhan kita sendiri. Tampaknya, kita perlu memikirkan kembali ungkapan “pekerjaan sebagai ibadah.”
Saya kembali bertanya pada si sekuriti, “Kata ‘barusan’ itu maksudnya jam setengah limaan, ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini.”
“Ya, kurang lebih, deh,” ujar si sekuriti seraya tersenyum kecut.
Saya masih ingat, dulu saya dikoreksi oleh seorang faqih, seorang alim, bahwa shalat itu harus tepat waktu. Di awal waktu. Bagaimana mungkin kita ingin diperhatikan oleh Sang Maha Memberi Rezeki jika shalat kita tidak tepat waktu?!
Aqimish shalaata lidzikrii. Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Menunda-nunda. Itu kan jadi sama saja dengan menunda-nunda dalam mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti itu. Entahlah, saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.
“Gini ya, Pak. Kalau Bapak shalat asar jam setengah lima, maka Bapak jauh sekali tertinggal untuk mengejar dunia. Bapak sudah telat sejam setengah jika waktu ashar sekarang dimulai pada jam tiga kurang sedikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita? 5 x 1,5 jam, lalu dikalikan sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikalikan lagi sekian tahun kita telat. Itu baru soal telat saja. Belum kalau ketinggalan atau kelupaan. Lebih bahaya lagi kalau benar-benar sengaja tidak shalat! Wah, makin jauh saja mestinya kita dari senang!”
Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya katakan. Dari raut mukanya, tampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara, ya. He…he..he. Belagu ya saya? Masa perkataan cetek begini harus ditanyakan pada lawan bicara, paham apa tidak.
Saya juga menjelaskan pada si sekuriti. Jika dia merupakan alumni SMU yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan seangkatannya mungkin sudah banyak yang maju. Sementara dia sendiri seperti diam di tempat. Misalkan, seseorang membuka suatu usaha. Lalu ada orang lain lagi yang juga membuka usaha. Sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya. Nah, bisa jadi hal itu karena ibadah yang satu itu bagus, sedangkan yang lain tidak.
Dan saya mengingatkan kepada Anda sekalian untuk tidak menggunakan mata telanjang guna mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu rajin shalat dan banyak kebaikannya, namun hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu-satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.
“Terus, mau berubah?” tanya saya kembali kepada si sekuriti.
“Mau, Pak Ustad! Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalau tidak serius?”
“Ya udah, deketin Allah, deh. Ngebut ke Allah.”
“Ngebut gimana?”
“Satu: benahi shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat! Kejar rezeki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampai keduluan Allah.” Si sekuriti mengaku mengerti, maksudnya adalah bahwa sebelum azan ia sudah siap di atas sajadah. Kita ini menginginkan rezeki dari Allah, tapi tidak berusaha mengenali Dia Yang Membagi-bagikan rezeki.
Contohnya, para pekerja di tanah air ini. Mereka bekerja supaya memperoleh gaji. Dan gaji itu merupakan rezeki. Tapi giliran Allah memanggilnya, malah perilakunya seperti tidak menghargai Allah. Padahal hakikatnya, Allah yang menjadikan seseorang bisa bekerja. Ini kan aneh. Saat menemui, penampilan rapi, wangi, dan betul-betul dipersiapkan sedemikian rupa. Namun, giliran mereka menemui Allah, pakaian mereka sembarangan. Amit-amit. Tidak ada persiapan. Bahkan, tidak segan-segan mereka menunjukkan wajah dan fisik yang lelah. Hal itu berarti tidak mengenal Allah.
“Kedua,” saya teruskan, “keluarkan sedekahnya!”
Saya ingat betul. Sekuriti itu tertawa.
“Pak Ustadz, bagaimana saya bisa sedekah, hari ini saja belanjaan di rumah sudah habis? Saya terpaksa berhutang lagi di warung. Saya sudah mulai mengambil barang dulu, bayar belakangan.”
“Ah, Bapak saja yang barangkali kebanyakan beban. Memang gajinya berapa?”
“Satu koma tujuh, Pak Ustadz.”
“Wuah, itu mah besar sekali. Maaf, ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, gaji segitu sudah besar.”
“Yah, kan saya harus bayar cicilan motor, kontrakan, susu anak. Bayar ini, bayar itu. Emang nggak cukup, Pak ustadz.”
“Itu gaji bisa gede, emang sudah lama kerjanya?”
“Kerjanya sih sudah tujuh tahun. Tapi gaji gede bukan karena sudah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, Ustadz.”
“Kok bisa?”
“Ya, sebab saya tinggal di mess. Saya nggak tahu gimana boss menghitung sampai ketemu angka 1,7jt.”
“Terus, kenapa masih kurang?”
“Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak.”
“Secara matematis, lepaskan saja tanggungan yang tidak perlu, seperti motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan nggak perlu?”
“Pengen kayak orang-orang, Pak Ustadz.”
“Ya susah kalau begitu, mah. Ingin meniru orang lain hanya pada soal motornya saja. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot!”
Sekuriti ini nyengir. Memang kalau motor ini dilepas, dia bisa menghemat 900 ribu.
Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Tidak jelas bagaimana ia menutupi kebutuhannya yang lain. Biaya kontrakan saja, termasuk air dan listrik, sudah Rp. 450 ribu. Kalau melihat keuangan model begini, tentu saja defisit terus.
“Ya sudah. Sudah terlanjur, ya. Oke, shalatnya gimana? Mau diubah?”
“Mau, Ustadz. Saya mau benahi shalat saya.”
“Bareng sama istri, ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sandal, lakukan berdua. Tambah baik kalau anak-anak juga diajak. Ajak semua anggota keluarga untuk membenahi shalat!”
“Siap, Ustad!”
“Tapi sedekahnya tetap harus dilaksanakan, lho!”
“Yah, Ustadz. Kan saya sudah bilang, tidak ada yang bisa disedekahkan!”
“Sedekahkan saja motornya. Kalau tidak motor, barang apa saja yang lain!”
“Jangan, Ustadz. Saya masih sayang motor ini. Susah lagi belinya. Tabungan juga nggak ada. Emas juga nggak punya.”
Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya terus berpikir keras untuk mencari solusinya. Kalau dia hanya memperbaiki shalatnya saja, tapi sedekah tidak dilaksanakan, maka keajaiban akan lama muncul. Demikianlah, menurut ilmu yang saya peroleh. Namun tentu saja, lain cerita ceritanya jika Allah berkehendak lain.
“Pak, kalau saya tunjukkan bahwa sebenarnya Bapak bisa sedekah, bahkan besar jumlah sedekah yang bisa dikeluarkan, Bapak mau percaya, nggak?” ujar saya kemudian.
Si sekuriti mengangguk.
“Oke, kalau sudah saya tunjukkan, mau melaksanakannya?”
Sekuriti ini mengangguk lagi. “Selama saya bisa, saya akan laksanakan,” katanya mantap.
“Gajian bulan depan masih ada nggak?”
“Masih. Kan belum bisa diambil?”
“Bisa! Dicoba dulu!”
“Nanti bulan depan saya hidup gimana?”
“Yakin nggak sama Allah?”
“Yakin.”
“Nah, kalau yakin, titik. Jangan koma. Jangan pakai kalau.”
Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon guna bersedekah sebisa mungkin. Tapi saya jelaskan kepada sekuriti agar diusahakan menyedekahkan semua gajinya. Hal itu agar jumlah sedekah betul-betul signifikan. Dengan demikian, perubahan yang akan terjadi juga betul-betul dirasakan. Dia berjanji akan membenahi mati-matian shalatnya. Termasuk dia akan laksanakan semaksimal mungkin shalat taubat, hajat, dhuha, dan tahajjud. Dia juga berjanji untuk rajin mengisi waktu senggang dengan membaca Alquran..
Tampaknya, si sekuriti itu sudah lama tidak berlari kepada Allah. Shalat Jum’at saja menunggu qomat. Wah, susah juga. Keadaan seperti justru ia anggap sebagai sesuatu yang wajar. Hal itu karena tugasnya sebagai sekuriti. Toh, tugas yang dilakukannya ia anggap sebagai ibadah. Itulah barangkali yang telah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi seorang sekuriti sekian tahun. Padahal dia Sarjana Akuntansi! Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantas saja dia merasa bosan dengan posisinya sebagai sekuriti. Tidak sesuai dengan keinginan hatinya. Tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tapi demikianlah hidup. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Mungkin yang penting bagi dia saat itu adalah memperoleh pekerjaan dan mendapat gaji.
Bagi saya sendiri, tidak masalah memiliki banyak keinginan. Asal keinginan itu sesuatu yang diperbolehkan dan masih dalam batas-batas wajar. Juga tidak masalah memimpikan sesuatu yang belum tercapai. Asal hal itu dibarengkan dengan peningkatan ibadah kita. Sebagaimana realitas sosial sekarang ini, meskipun harga barang-barang melejit naik, kita tidak perlu khawatir. Ancam saja diri kita sendiri agar mau meningkatkan ibadah-ibadah kita. Jangan malah berleha-leha karena akan membuat hidup kita justru tergilas dengan tingginya harga barang-barang.
***
Sekuriti ini kemudian menemui atasannya guna meminjam uang. Ketika ditanya oleh sang atasan untuk apa, dia hanya nyengir tidak menjawab. Tapi ketika ditanya jumlah yang mau dipinjam, ia pun menjawab, “Semuanya! 1,7 juta. Utuh sejumlah gaji yang biasa diterima.”
“Tidak bisa!” kata komandannya.
“Tolonglah, Pak,” jawab sekuriti memelas, “Saya kan belum pernah kasbon. Tidak pernah berani. Baru kali ini saya berani.”
Sang komandan terus mengejar alasan si sekuriti berhutang. Akhirnya, ia pun menceritakan pertemuannya dengan saya. Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk bertemu langsung dengan owner SPBU ini. Menurut sang komandan, permohonan bon lewat jalur formal susah dikabulkan. Kalau pun dikabulkan, paling hanya sejumlah 30% dari total jumlah gaji. Itu juga belum tentu bisa dicairkan dalam waktu cepat.
Di luar dugaan, sang owner justru menyetujui permohonan bon si sekuriti. Persetujuan itu juga karena dibantu sang komandan yang ikut merayu.
“Katanya, buat sedekah, Pak,” jelas sang komandan kepada sang big boss.
Subhaanallaah! Semua orang di pom bensin itu mengetahui perubahan yang terjadi. Kisah sang sekuriti yang bertemu dengan saya serta kisah perjuangannya bersama sang komandan untuk meminjam uang, menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan the end story-nya. Termasuk dinanti oleh sang pemilik pom bensin.
“Kita coba lihat, berubah nggak tuh nasib si sekuriti,” begitulah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa ia i ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.
Hari demi hari, sekuriti ini diperhatikan oleh kawan-kawannya. Ia kini rajin sekali shalat. Selalu tepat waktu. Ibadah-ibadah sunah juga lumayan istiqamah. Mengetahui hal itu, sang bos pun senang, sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti tidak mengurangi kedisiplinan kerja. Raut mukanya justru selalu tampak cerah. Keceriaan sang sekuriti itu karena, menurutnya, ia sedang menunggu janji Allah. Dan dia yakin, janji Allah pasti datang. Demikian ia jelaskan kepada teman-temannya yang meledek dirinya. Mereka mau ikut rajin shalat dan sedekah jika ia memang berhasil dengan “eksperimen gila”-nya itu.
Saya tertawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya justru suka tantangan yang demikian. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali Allah akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Hal itu agar sang sekuriti benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum memiliki iman. Saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukan si sekuriti.
Suatu hari sang bos berkata, “Kita lihat saja dia. Kalau dia tidak mengambil kasbon, berarti dia berhasil. Tapi kalau dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa menyedekahkan gaji bulan depan, kalau kemudian ia mengambil kasbon lagi. Percuma!”
Tapi subhaanallah! Sampai akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini tidak mengambil kasbon. Berhasilkah? Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini tidak melihat motor besarnya lagi. Jadi, ia tidak mengambil kasbon karena ia masih memiliki uang dari hasil jual motor, bukan dari keajaiban mendekati Allah. Hingga akhirnya ketika sang sekuriti bertemu dengan si boss, ia pun ditanya tentang sesuatu yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya sendiri.
“Benar nih, nggak kasbon? Udah akhir bulan, lho. Yang lain bakal menerima gaji. Sedang gaji Bapak kan sudah diambil bulan kemarin,” kata si boss serius.
Kepada saya, sekuriti ini mengatakan bahwa ia memang sudah siap-siap mau kasbon kalau sampai pertengahan bulan ini tidak ada tanda-tanda keberhasilan. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar membikin orang tercengang! Apa pasal? Hal itu karena ternyata betul-betul terjadi keajaiban setelah ia membenahi shalatnya dan memberikan sedekah dengan jumlah besar yang belum pernah ia lakukan seumur hidup! Mempertaruhkan hidupnya dengan menyedekahkan semua gaji bulan depannya. Semuanya tanpa tersisa!
Keajaiban itu berawal ketika di kampung halaman si sekuriti terjadi transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya tidak terlibat secara fisik. Ia sekedar menjadi mediator lewat SMS ke pembeli dan penjual. Dari transaksi inilah, Allah mengganti sedekah yang ia keluarkan dari gajinya sebesar Rp 1,7 juta menjadi 10 kali lipat. Bahkan lebih!
Allah memberinya karunia berupa komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar Rp 17,5 juta! Dan hal itu terjadi begitu cepat. Kejadian itu terjadi masih dalam bulan yang sama, belum berganti bulan. Sadar betapa besarnya anugerah Allah, akhirnya dia malu sendiri kepada Allah. Motor yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya digunakan untuk sedekah. Uang hasil penjualan motor dia gunakan untuk membiayai keberangkatan haji ibunya, satu-satunya orang tuanya yang masih hidup. Subhaanallaah!
Sayang sekali, uang hasil penjualan motor itu tetap tidak cukup untuk menutupi ongkos haji. Karena dijual cepat, harga motornya tidak sampai Rp 13 juta. Akhirnya, ia tambahkan sendiri sebesar Rp 12 juta yang berasal dari uangnya sendiri yang ia peroleh dari komisi penjualan tanah. Dengan demikian, sang ibu memiliki uang sebesar Rp 25 juta. Jumlah itu sudah cukup untuk daftar naik haji. Tambahan ongkos yang lain berasal dari simpanan ibunya sendiri.
Masih menurut cerita si sekuriti, ia merasa aman dengan uang Rp 5 juta, sisa dari komisi transaksi tanah itu. Dan dia merasa tidak memerlukan motor lagi. Dengan uang ini, ia aman dan tidak perlu kasbon.
Tak ayal, sang bos pun berdecak kagum. Dia lalu kumpulkan semua karyawannya dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini. Apakah cukup sampai di situ perubahan yang terjadi pada diri si sekuriti?
Tidak! Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staf keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya Allah! Berubah, berubah, berubah! Saudara-saudaraku sekalian. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan!
Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini diterapkan olehnya dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya. Subhaanallaah, masya Allah. Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia.
Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar. Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisakah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta Kuliah Online saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini.
Sebagian memilih diam saja, dan sebagian lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja. Hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh.
Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublikasikan, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh. Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita lari kencang menuju Allah. Ngebut meraih rahmat-Nya.
Bagi mereka yang merasa banyak dosa, tak perlu terus-terusan meratapi dosa. Kejar saja ampunan Allah dengan memperbanyak taubat dan istighfar, lalu mengejarnya dengan amal saleh. Persis seperti yang tulisan-tulisan sebelumnya, ungkapan itulah yang dijadikan penutup esai ini. Selengkapnya...
chord ada band pemujamu
January 25, 2010 | ada BAND-PEMUJAMU ALBUM: MYSTERY OF MUSICAL |
Sabtu, 23 Januari 2010
rokok
KARYA ILMIAH
MEROKOK MERUPAKAN ANCAMAN TERBESAR BAGI KESEHATAN
OLEH:
TRI WIBOWO
KELAS XII IPA
NIS:3103
SMA MUHAMMADIYAH
SINTANG
2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehahirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan karunianyalah, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul materi “MEROKOK MERUPAKAN ANCAMAN TERBESAR BAGI KESEHATAN”.
Didalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan sumber informasi yang diperoleh melalui internet dan dari beberapa hasil penelitian lainya tentang rokok dan dampaknya bagi kesehatan. Rokok adalah salah satu faktor penyebab adanya bebagai penyakit, jadi hal tersebut akan diulas secara rinci didalam karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini, dapat bermanfaat bagi kehidupan didalam lingkungan masyarakat. Amin.
Sintang, Maret 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG……………………………………………. 1
I.2 PERUMUSAN MASALAH…………………................................ 2
I.3 TUJUAN PENULISAN………………………………………….. 3
BAB II KERANGKA TEORI…………………………………………... 4
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN/
PEMBAHASAN……………………………………………….. 5
BAB IV PENUTUP
VI.1 KESIMPULAN…………………………………………………. 14
VI.2 SARAN………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 16
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG.
Rokok merupakan salah satu penyebab berbagai penyakit bias terjadi.
Apalagi kita dapat menemui rokok dimana-mana. Rokok bagaikan sosok barang yang sudah familier bagi masyarakat Indonesia. Rokok juga dapat diperoleh dengan mudah oleh mayarakat. Berbagai peraturan tentang dilarangnya merokok, sepertinya tidak ditanggapi dengan sikap bijak oleh masyarakat. Terkadang ada sebagian orang yang menganggap peraturan itu hanyalah sampah. Namun tidak demikian jika ia mengetahui dampak atau akibat dari rokok yang mereka konsumsi. Pemerintah sudah memikirkan hal sejauh itu tentang bahaya rokok, namun itu juga kembali kepada bagaimana kita menanggapi hal tersebut.
Rokok juga dapat mengganggu kesehatan umum, selain perokok itu sendiri, karna asap yang ditimbulkan oleh rokok mengeluarkan karbon dioksida yang sangat berbahaya bagi pernapasan.
Itu adalah salah satu masalah yang telah berkembang dinegara Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari minimnya pengetahuan masyarakat(yang mengkonsumsi rokok). Oleh sebab itu di dalam karya tulis ilmiah ini akan di bahas beberapa hal mengenai dampak atau akibat dari mengkonsumsi rokok bagi perokok aktif dan perokok pasif.
I.2 PERUMUSAN MASALAH
Ada beberapa masalah yang akan di bahas di dalam karya tulis ilmiah ini, salah satunya adalah :
Apa dampak yang di timbulkan oleh rokok bagi masyarakat ?
Bahan-bahan apa saja yang terkandung didalam rokok, sehingga
Dapat menimbulkan berbagai penyakit yang diderita oleh
Masyarakat ?
Bagaimana langkah yang tepat untuk mengatasi bahaya dari
Rokok ?
I.3 TUJUAN PENULISAN.
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
Agar masyarakat mengetahui akibat dari merokok yang dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya.
Sebagai bahan yang dapat memberikan informasi tentang kandungan zat beracun yang terdapat di dalam rokok, dan dari informasi tersebut agar menjadi acuan bagi kita supaya menjauhi rokok dalam kehidupan kita.
BAB II
KERANGKA TEORI
Ada beberapa hal yang akan di bahas balam penulisan karya tulis ilmiah ini. Berikut adalah beberapa kerangka teori tentang masalah yang akan di bahas sesuai dengan materi ” Merokok Merupakan Ancaman Terbesar Bagi Kehidupan”, yaitu:
- Apa yang dimaksud dengan rokok yang di konsumsi oleh masyarakat?
- Siapa saja yang disebut perokok aktif dan pasif?
- Apa akibat merokok bagi kesehatan?
- Data tentang konsumsi rokok di Indonesia.
- Apa yang harus dilakukan agar bias berhenti merokok?
- Cara untuk berhenti merokok.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Rokok adalah ibarat pabrik bahan kimia. Didalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4000 bahan kimia atau elemen-elemen. Dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Masalahnya adalah udara yang mengandung elemen-elemen didalam asap rokok, dan anda hisap akan mengganggu kesehatan, karna asap rokok mengandung banyak zat berbahaya, diantaranya adalah:
- tar, substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan nempel pada paru-paru.
- Karbon monoksida (CO), gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
- Nikotin, salah satu Jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Bila kita berada diruangan berasap rokok cukup lama, maka zat racun-
diatas akan masuk kedalam paru-paru.
Perokok dapat dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun, walaupun cuma satu batang dalam sehari. Ataupun orang yang menghisap rokok walaupun tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok Cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk kedalam paru-paru. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghisap asap rokok orang lain atau orang yang berada didalam suatu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Dengan mengkonsumsi rokok dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan yaitu:
Tekanan darah tinggi dan mengakibatkan stroke.
Menyebabkan 25% kematian akibat jantung koroner.
Serangan jantung tiga kali lebih sering dari yang bukan perokok.
Beresiko terkena penyakit kanker seperti kanker bibir, lidah, kerongkongan, pita suara, kandung kencing, leher rahim dll.
Gangguan pada system pernapasan.
Keguguran.
Bayi lahir mati, atau cacat.
Berat badan lahir rendah pada bayi yang ibunya perokok.
Impotensi.
Ketergantungan, ketagihan, dan cendrung terpengaruh untuk menggunakan narkoba/NAPZA.
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuan telah membuktikan bahwa zat-zat kimia yang dikandung asap rokok dapat mempengaruhi orang-orang tidak merokok disekitarnya. Perokok pasif dapat meningkatkan resiko penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner. Lebih dari itu menghisap rokok orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit:
- angina (nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung).
- Asma (kesulitan bernapas).
- Alergi (iritasi akibat asap rokok).
- Dan gangguan iritasi mata, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk dan sesak nafas.
Wanita hamil yang merokok akan menjadi perokok pasif, menyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan kekurangan oksigen yang diterima janin.
Anak yang orang tuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Dan mereka punya kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat dirumah sakit pada tahun pertama kehidupan mereka. Banyak orang tua tahu bahaya merokok, tetapi tidak banyak yang peduli melihat bahaya yang ditimbulkan rokok.
Konsumsi rokok Indonesia tiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok atau urutan kelima setelah RRC (1.679 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), & Rusia (232 miliar). Dalam 10 tahun terakhir,
konsumsi rokok diindonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% & jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia. Yang lebih menyedihkan lagi. 60% diantara perkok adalah kelompok berpenghasilan rendah.
Yang harus dilakukan agar orang dapat berhenti merokok adalah:
Jika karena kecanduan:
Pikirkanlah hal-hal menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa keritis karna berhentinya anda merokok(biasanya 1,5 sampai 2 minggu).
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul keinginan untuk merokok.
Berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain dan tetaplah menyibukan diri.
Berolahraga yang menyenangkan dan disukai, secara teratur dan terukur.
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karna ketergantungan:
Jika ingin meraskan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil, pena, atau membaca buku.
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah korek api.
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok gigi dan pergilah berjalan jalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran dll.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Tanyakan pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara atau tetangga yang menderita salah satu penyakit diatas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri kita sendiri.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi anda.
Jika berpikir bahwa rokok dapat membuat kita nyaman, maka katakanlah dan akui lah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman & saudara untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetepkan tindakan apa yang akan dipilih atau prilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi rokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat berhenti merokok di depan teman, saudara atau keluarga yang akan menjadi pengingat agar keinginan untuk berhenti merokok tercapai.
Cara untuk berhenti merokok.
Anda dapat memilih tiga cara yang ditawarkan untuk berhenti merokok yaitu seketika, menunda, dan mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekat yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut.
• Jika Anda Ingin Berhenti Seketika.
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Anda yang perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga untuk mengatasi efek ketagihan karna rokok mengandung zat adiktif.
• Menunda.
Anda dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan selama hari berturut-turut.
Sebagai contoh:
Anda bisa merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi maka pada:
Hari 1 : pukul 09.00
Hari 2 : pukul 11.00
Hari 3 : pukul 13.00
Hari 4 : pukul 15.00
Hari 6 : pukul 21.00
• Mengurangi.
Jumlah rokok yang di hisap setiap hari di kurangi secara berangsur angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang di tetapkan. Misalnya dalam sehari anda menghabiskan 28 batang rokok maka anda dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dangan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari.
Sebagai contoh:
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN.
Jadi kesimpulan dari semua pembahasan didalam karya tulis ini adalah, rokok adalah sesuatu yang komposisinya terdiri dari zat-zat beracun yang dapat merusak organ yang berada di dalam tubuh kita. Merokok juga tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan kematian pada seseorang yang menjadi perokok pasif maupun perokok aktif. Rokok juga dapat mempengaruhi adanya suatu gangguan fisik terhadap keturunan dari si perokok tersebut.
IV.2 SARAN.
Jika segala sesuatu tentang bahaya merokok sudah anda ketahui, jadi untuk apa berpikir panjang lagi untuk mengatakan stop pada rokok. Karna hal itu lah yang tepat kita lakukan sebelum segala sesuatu yang menyangkut tentang penyakit yang di timbulkan oleh rokok dapat terjadi pada diri kita.
Sebaiknya lakukan lah beberapa tips untuk menghindari bahaya rokok.
- komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok bagi siperokok langsung maupun perokok pasif.
- Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
- Jangan merasa segan untuk menegur perokok jika anda merasa terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Wastuwibowo, Kuncoro.2005. http//www.antirokok.or.id_index.htm
(2004-2005).
Fatmawati.2006. gaya hidup sehat. Jakarta: Gramedia.
Selengkapnya...
adm sbg ilmu dan seni
Selengkapnya...