Minggu, 19 Desember 2010

3 alasan mengapa soseorang ingin bertanya. menurut 3wB

ada 3 alasan mengapa seseorang ingin bertanya pada kondisi tertentu.
1. ia bertanya karena tidak tau dan ingin mendapatkan jawaban. ex: dimana ruang akademik fisip?
2. ia bertanya karena ia tidak tau apa yang ditanya, dan tidak membutuhkan jwbn ats pertannyaan. ini hanya untuk sebagian orng yg mementingkan existensi. ex: (sulit untuk mencari contoh yg spesifik)
3. ia bertanya karena ia sdh tau jwabannya, dan ia ingin membandingkan jwbn2 yg kemungkinan berbeda. ex: menurut anda apa penting mhsw berpolitik? Selengkapnya...

Minggu, 28 November 2010

3 Komponen Atribut Kepemimpinan versi Tri Wibowo

Atribut kepeminpinan ada 3 yaitu:
1. Kapasitas
2. Prestasi
3. Tangung jawab

KAPASITAS
Kapasitas menyangkut masalah kelayakan seseorang pda posisi tertentu, (the right man in the right palace)

PRESTASI
prestasi adalah hal yang menyangkut apa yang dapat diberikan dan diperoleh oleh seorang pemimpin untuk lembaganya

TANGUNG JAWAB
Adalah sesuatu yang harus d laksanakan sesuai dengan ruang lingkup kepemimpinan

Pada intinya ketiga atribur di atas dapat di jadikan alat, dalam proses manajemen kepemimpinan. [] Selengkapnya...

Sabtu, 27 November 2010

akhirnya saya bisa ngeblog dari hp

ini adalah postingan pertama saya dengan menggunakan hp. senang rasanya dengan hp indonesia bermerek tiger, walau pun hanya 512 karakter yg bisa saya tulis, tapi rasa senang saya ndak karuan...! mungkin bagi teman2 blogger semua ini biasa, namun tidak untuk saya! mengapa? karna jika saya ngeblog d warnet selalu d atas 5 rb rupiah, klu dari hp kan bisa menghemat! yg masih belum membuat saya puas adalah jumlah karakter dalam postingan yang terbatas, kaya' mau nulis sms aja ya...! yang pasti saya bersyukur! Selengkapnya...

Kamis, 21 Oktober 2010

FOTO








Selengkapnya...

Kamis, 14 Oktober 2010

Profile Saya

nama; Tri Wibowo
TTL; Sintang 14 Februari 1991
hobby; mussic, bola, analisis!
club bola vaforit; PERSIB Bandung
BAnd Vaforit; Ada Band
film vaforit; naruto
minuman favorit; susu instan putih atau cokelat Selengkapnya...

Sabtu, 24 Juli 2010

keindahan ramadhan

RAMADAN dan sinarnya kembali bertandang menemui sekalian hamba kalangan umat Islam. Bulan setiap hamba diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini setiap hela nafas menjadi tasbih, tidur menjadi ibadah, amalan diterima dan doa-doa diperkenankan. Tatkala mengingatkan imbauan silam saat junjungan besar Rasulullah SAW dan para sahabat amat girang serta tidak sabar-sabar menanti ketibaannya pada setiap tahun, terdetik persoalan di manakah kita dalam meneladani dan menghayati Rasulullah SAW di madrasah Ramadan yang penuh keberkatan ini? Bulan dan detik-detik yang sarat dengan kebaikan, peluang sisa umur yang sangat indah sebelum terlena kerana adakah masa yang paling indah daripada Ramadan untuk melakukan munajat kepada Allah dengan berdiri menghadap Rabb al-Izzati sambil mendengar alunan ayat-ayat-Nya yang menghiasi pendengaran, membersihkan hati dan menambahkan keimanan dalam diri?


Firman Allah SWT yang bermaksud:

Wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan ke atas orang-orang yang terdahulu daripada kamu, supaya kamu bertakwa. (al-Baqarah: 183)

Puasa ‘madrasah’ membentuk peribadi Muslim sejati Matlamat puasa tidak lain adalah untuk merawat penyakit dan kecacatan yang menimpa diri seorang muslim. Puasa merupakan madrasah membentuk peribadi muslim yang bersifat ikhlas, sabar, melatih rohani dan jasmani.

Puasa mendidik dan membentuk muslim bersifat sabar dalam apa jua situasi dan keadaan. Sabar yang paling kuat adalah sabar dalam melawan kehendak nafsu ammarah dan sering mengajak tuannya ke lembah kejahatan dengan melakukan perkara-perkara haram dan menjauhkan dirinya daripada melakukan ketaatan kepada Allah SWT.

Seseorang yang berpuasa yang meneladani dan memahami anjuran Rasulullah ketika mendengar kata-kata keji dan kurang enak dilemparkan ke atasnya akan segera berkata, “sesungguhnya aku berpuasa”. Sifat sabar yang dimiliki oleh setiap muslim menjadikan amalannya di atas paksi ikhlas kerana Allah SWT.

Allah menjadikan setiap pahala amalan kepada hamba-hambanya melainkan puasa kerana puasa dinisbahkan kepada-Nya dalam erti kata lain Allah SWT yang memberikan ganjaran pahalanya.

Puasa mengajar seorang muslim menjaga lidahnya dari berkata dusta, mengumpat dan mengeluarkan kata-kata yang kesat. Baginda SAW bersabda yang bermaksud, Sesiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tidak ada ertinya di sisi Allah baginya berpuasa dari makan dan minum. (riwayat al-Imam al-Bukhari) Hadis ini adalah peringatan kepada setiap diri agar meninggalkan perkataan dusta dan ghibah.

Sabda baginda tidak ada ertinya di sisi Allah merupakan perumpamaan tertolaknya ibadah puasa yang bercampur dengan perkataan dusta. Seorang muslim yang berpuasa sewajarnya membetulkan niat ikhlas kerana Allah SWT dalam menjalani ibadah puasa. Selain itu, menjaga diri daripada perkara-perkara yang menyebabkan berlakunya kecacatan terhadap puasa yang dilakukan dengan mengikut garis panduan yang di ajar oleh baginda SAW.

Memelihara ikhlas adalah dengan cara mengarahkan hati hanya kepada Allah SWT dan hanya mengharapkan pahala dan keredaan dari-Nya. Manakala ittiba’ (pengajaran) dalam puasa pula adalah dengan mengetahui hukum-hukum puasa sehingga sah puasa yang dilakukan, mengecapi kenikmatan dan pahala, serta jauh dari dosa.

Bagaimana mungkin seorang muslim dapat merealisasikan ittiba’ iaitu meneladani Rasulullah SAW dalam puasa, sementara dia jahil terhadap puasa-puasa yang wajib sehingga membatalkan puasanya. Puasa bukan hanya semata-semata menahan diri dari makan dan minum.

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: Sesiapa yang tidak meninggalkan ucapan palsu dan melakukannya, maka Allah SWT tidak mempedulikannya dalam meninggalkan makanan dan minumannya. (riwayat al-Bukhari) Daripada hadis ini dapat difahami bahawa berpuasa bukan hanya menahan diri daripada makan dan minum tetapi berpuasa adalah menjaga daripada berkata-berkata perkara yang sia-sia atau perkara keji.

Menyingkap Ramadan Rasulullah SAW Ramadan merupakan nikmat kesempatan sangat berharga yang tiada galang gantinya. Setiap malamnya Allah SWT membebaskan 100,000 ribu orang dari mereka yang sudah tercatat sebagai penghuni neraka. Pada malam terakhirnya Allah membebaskan mereka tanpa batas seperti malam-malam sebelumnya. Dr. Aid al-Qarni dalam mengajak umat Islam meneladani peribadi Rasulullah dalam menyambut Ramadan berkata, “Renungilah bagaimana Rasulullah SAW seorang Nabi yang maksum menjadi ukuran kebenaran menyambut tamu agung ini”.

Firman Allah SWT yang bermaksud:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu iaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab: 21).

Alangkah beruntung siapa yang setia mengikuti petunjuk Nabi Muhammad dan meneladani beliau dalam semua segi dari kehidupan ini. Dan alangkah besar kerugian orang yang selalu melafazkan sabdanya tetapi tidak mengikuti kandungan isinya. Apabila Rasulullah SAW melihat hilal (anak bulan) petanda bahawa Ramadhan telah tiba, baginda SAW berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jadikanlah bulan ini bulan keamanan dan keimanan, serta kedamaian dan keislaman bagi kami. kerana ia adalah bulan kebaikan dan kebenaran. Tuhanku dan Tuhannya adalah satu, iaitu Engkau, ya Allah”.

Tambahan, menurut Aid al-Qarni hadis di atas dapat difahami seolah-olah Nabi berkata kepada hilal , “Wahai hilal, engkau adalah makhluk seperti juga aku, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah SWT. Engkau tidak dapat mendatangkan mudarat dan tidak juga manfaat, tidak dapat menghidupkan dan tidak pula mematikan, dan tidak dapat mendatangkan rezeki dan mengatur segala sesuatu. Sesungguhnya merupakan kesalahan yang amat besar sekiranya ada insan yang menyembahmu”. Rasulullah tatkala menjelang bulan Ramadan lebih tekun melakukan amal kebaikan seperti memperbanyak tilawah al-Quran, bersedekah, mengeratkan silaturrahim sesama muslim dan mempertingkatkan ibadah-ibadah sunat.

Justeru, perlu ditegaskan di sini, apa yang paling penting dan mustahak pada bulan Ramadan ialah kita mencontohi sikap Baginda SAW. Memperbanyak Tilawah Puasa dan al-Quran mempunyai kaitan yang sangat dalam. Rasulullah SAW memperbanyak membaca al-Quran dalam bulan Ramadan. Rasulullah mempunyai sifat dermawan, dan sifat dermawan baginda terserlah pada bulan Ramadan ketika Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan al-Quran. Rasulullah lebih dermawan dan pemurah berbanding dengan angin yang ditiupkan. Baginda SAW gemar mendengarkan al-Quran dan sering matanya berlinang ketika mendengarkan bacaan bait-bait ayat al-Quran.

Ibnu Mas’ud menceritakan bahawa, suatu hari Rasulullah memintaku membaca al-Quran untuk baginda, “Ibnu Mas’ud bacalah sesuatu dari al-Quran untukku”, lalu aku membaca surah al-Nisa’ hingga ayat 41, yang bermaksud,

“Maka bagaimanakah apabila Kami datangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami datangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka atas mereka itu sebagai umatmu”.

Aku melihat kedua mata baginda basah menitiskan air mata. (riwayat al-Bukhari). Abdullah bin Amr pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Berapa kali aku harus menghatamkan al-Quran?” Rasulullah menjawab, “khatamkanlah al-Quran dalam satu bulan”. Abdullah bin Amr berkata, “aku mampu lebih cepat dari itu”. Jawab Rasulullah, “jika begitu lakukanlah setiap 20 hari”. Tambah Abdullah bin Amr, “Aku masih mampu untuk lebih cepat dari itu”. “Kalau begitu dalam 15 hari” lalu “10 hari”. Abdullah bin Amr berkata, “aku masih lebih cepat dari itu”, Rasulullah menjawab, “kalau begitu lima hari”, lalu Rasulullah tidak melanjutkan lagi. (riwayat al-Tirmidzi).

Sebahagian ulama memahami tindakan Rasulullah SAW ini, sehingga mereka meninggalkan segala urusan fatwa dan pengajian-pengajian di bulan Ramadan. Juga menjauhkan diri daripada orang ramai agar dapat mengkhusyukkan diri dalam beribadat kepada Allah dengan memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini. Mudarasah atau tadarus antara Nabi Muhammad SAW dan malaikat Jibril terjadi pada malam hari, kerana malam tidak terganggu oleh pekerjaan seharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih tenang dan konsisten untuk melakukan ibadah-ibadah sunat.
Selengkapnya...

penelitian pertama ku di melawi


TANGGAPAN DATA
Nama Reponden                      : H Sofiyan

Perjalanan yang menabjubkan, ketika suatu pembangunan  memmang harus dilakukan, namun segala keterbatasan masih dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Melawi. (18 Juli 2010) sala satu keterbatasan yang ada dipikiran saya adalah buruknya fasilitas jalan dan penerangan yang dirasakan masyarakat pedalaman di kabupaten melawi. Terlalu buruk mungkin jika kita mengatakn masyarakat pedalaman, tetapi tidak jika kita melihat kondisi yang begitu jauh dari pembangunan dan pusat informasi. Namun apa yang saya pikirkan ternyata tidak sesuandengan relita dlapangan. Kami tiba di Ng Sayan Senin sore dan langsung menebar kuesioner, target pertama adalah PNS, dan pertanyaan dibenak saya bagaimana menemukan PNS di tengah bannyaknya pedagang baju dan sayur di Desa tersebut?. Cara unik yang saya lakukan adalah dengan mencari motor dinas yang biasanya digunakan oleh pegawai negeri, dan akhirnya ketemu….! Adalah H Sofiyan yang bekerja sebagai PNS di Puskesmas dengan jabatan sebagai staf administrasi, dengan latar belakang pendidikan SMA dan sedang menjalankan pendidikan D3 di Ng Pinoh, beliau cukup komunikatif saat saya menanyakan beberapa pertanyaan. Tidak lama kemudian saya pun mencoba bertanya sesuai dengan kuesioner yang saya pegang…..! adat istiadat yang masih kuat masih dipegang oleh masyarakat Ng Sayan ungkap beliau, hal itu terukti dengan adanya Tokoh adapt seperti Pak Bahsin dan Pak Kadin AP. Beliau juga mengungkapkan bahwa ada anggota dewan Kabuppaten Melawi hyang berasal dari daerah mereka, yaitu pak M Riduan, dan kemudian beliau mengatakan bahwa tokkoh itu lah yang biasanya sangat dipercaya oleh masyarakat sekitar. Pendapatan ekomoni yang baik ketika saya bertanya mengenai penghasilan pokok dan penghasilan tambahan yang Pak HS peroleh setiap bulanya, beliau memiliki usaha karet, kios bensin, toko obat, dan penjualan Vocer pulsa, penghasilan tersebut cukup bahkan lebih dan dapat disisipkan sebagai tabungan. Keadaan ironis ketika saya bertanya tentang masalah listrik yang kerap padam pada waktu siang dan hanya nyala pada waktu malam, dah beliupn hanya mengatakan itu adalah hal yang biasa mengingat keadaan yang tidak pernah berubah. Saya berpendapat hampir rata-rata masyarakat Sayan Puas dengan keadaan listrik di Daerah mereka. Di desa ini sehausnya masyarakat sudah memiliki pemikiran yang maju terhadap pembangunan, dinilai dari pengamatan saya terhadap lingkungan dan banyak warga yang sudah memiliki alat seperti kulkas, TV, Rice Cooker, dan bahkan Komputer. Hal ini ditunjang lagi dengan adanya tokoh masyarakat yang dapat menyambung aspirasi mereka (anggota dewan).  Pemikiran pak HS mengemai pendidkan cukup menginspirasi saya, terbukti dengan anak perempuan beliau yang akan masuk UNTAN di jurusan Farmasi, padahal saya tau biaya kuliah di Fakultas tersebut cukup menncekik leher bagi kalangan menengah ke bawah. Pengetahuan Pak HS mengenai nulkir juga cukup baik, beliau mengatakan nuklir dapat digunakan sebagai alat penujang bagi kebutuhan medis, dan beliau sangat merespon positif jika ada PLTN di daerah tersebut. Yang masih menjadi keluhan bagi beliau adalah kondisi jalan, air dan listrik, dan anehnya lagi ketika saya menanyakan mengenai bagaimana harapan bapak dengan kondisi listrik, beliu hanya mengatakan perlu ditambah tenaga professional dalam pengelolaan listrik desa, dan jawaban tersebut sangat sangat jaun dari pemikiran saya yang berharap akan listik yang dapat menerangi desa tersebut selama 24 jam.

Selengkapnya...

Rabu, 07 Juli 2010

Aku Akan Bangkit Dengan Karakter Unik Ku

Assaalm....

dunia memang menganggap bahwa siapapun yang berada dalam komunitas yang memiliki eksistensi tinggi, maka kita yang berada didalamnya akan kecipratan manfaatntya... ya sudah pasti.... kalau kita ngumpulnya dengan orang yg suka ngerokok, minimal kita kecipratan bau rokoknya. kalau kita ngumpulnya dengan aktifis pasti kita kecipratan menjadi keritis......!
saya adalah orang yang mencoba memanfaatkan peluang itu untuk menjadi kan saya adalah orang yang BAIK, maka saya pun memilih komunitas yng baik.....!!!
Sya tidak mengatakan bahwa komunitas perokok adlah buruk....! kalau komunitas itu buruk, kenapa masih ada bahkan banyak orang bergabung dengan komunitas itu.artinya komunitas itu masih bermanfaat bagi sebagian oraang...! salah satu komunitas yang tidak baik dan terbukti di tentang baanyak orang adalah komunitas "LIA EDEN" yang jelas2 melanggar norma dan menyimpang dari Qurn & Sunah....
cupuplah kita berbicara masalah komunitas..... karna biar bbagaimana pun orang didunia akan selalu menganggap bahwa komunitasnya yang paling benar! BERSAMBUNG......... Selengkapnya...

Minggu, 04 Juli 2010

FKMI NURUDDIN



Oleh: TRI WIBOWO


Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin adalah salah satu lembaga dakwah (Unit Kegiatan Mahasiswa) lingkungan FISIP UNTAN. latar belakang lahirnya UKM ini adalah sebagai pemenuh kebutuhan di dalam kegiatan mahasiswa. salah satu permasalahan yang slalu ada adlah bagai mana streotip masyarakat kampus yang selalu berparadigma pendek akan minimnya manfaat atau pentingnya suatu kekuatan jiwa (ruhiyyah). padahal kita sering mengatakan bahya harus ada keseimbangan antara jasmani (fisik) dan rohani..... lalu siapa yang dapat mendefinisikan kebutuhan rohani itu seperti apa. . .? kehidupan kita telah dimanjakan oleh pergaulan yang indentik dengan hedonisme, namun ketika kita dihadapkan kepada tanggungjawab bahwa ada hal yang masih perlu kita penuhi..... tanggungjawab kepada Allah.... ketika anda membaca tulisan ini apakah anda sudah sholat?, apakah anda sudah negucapkan subhannallah, alhamdullilah, dan allahuakbar! hal yang mungkin dianggap kecil tapi, efek nya sangat besar..... Saudara-saudara ku yang kucintai karena Allah, cukup sudah keterbelengguan hati itu ada didalam diri kita, mari sholat... mari bersyukur....mari tanamkan lah kecintaan kita pada Allah, Bukan pada dunianya Allah, atau Mahluknya, atau hartanya Allah...... dan menanamkan ke tauhid an, insyaallah akan memurnikan iman dan keiklasan beribadah...... 
FKMI NURUDDIN hanya media sesungguhnya perubahan yang hakiki ada di dalam hati..... dan Allahlah yang maha membolak-balikan hati (definisi Qolbu=bolak-balik). dan ketika saudara membaca tulisan ini tidak beerdampak apapun, maka let's lakukanlan, dan mulailah mencintai Allah..... karena cara baik  untuk memulai sesuatu adalah "MULAILAH & LAKUKANLAH".

Wasallam

Selengkapnya...

DILEMA SEBUAH AMANAH

assalamualaikum wr wb. . .

LATAR BELAKANG DAN MASALAH :

mungkin kita sering dihadapkan pada suatu dilema dalam kehidupan kita, salah satu contohnyanya, kalau saya puasa maka saya akan lapar, tapi kalau saya tidak puasa maka saya akan berdosa.... ya... kurang lebih seperti itu lah dilema, mungkin saya bukanlah penerjemah yang baik....

dan sesungguhnya ikhwafialh, yang harus kita pecahdan dalam menanggapi masalah ini adalah bagai mana jika kita menghadapi dilema tersebut..... jangan membayangkan dilema yang kecil... mari kita membayangkan dkilama yang lebih besar,,,, seperti "kalau kita mundur kita masuk neraka, dan kalau kita maju hidup sengsara dan tidak ada pilihan untuk atas bawah kanan dan kiri)". lalu apa yang kita persiapkan....
ini adalah tulisan murni saya yang kedua.... setelah yang pertama saya posting diblog yang sama dengan judul "aku melihat jibril" (artikel ini diterbitkan di mimbar untan edisi maret). saya bukan penulis yang handal tetapi saya adalah penulis yang mencoba meredamkan dilema yang ada....
teman-teman mungkin pernah menerima tanggung jawab, tapi teman-teman tidakmampu melakukan tanggungjawab itu, atau teman-teman pernah pesimis dengan kemampuan, dan orang lain malah optimis pada kemampuan teman-teman. dan ketika menulis blog ini sesunguhnya saya adalah orang yang merasakan hal tersebut, ya... sekarang saya adalah pemimpin yang memimpin suatu organisasi dakwah kampus yang baru berjalan sekitar 2 bulah terakhir.... DILEMA.... saya bukan orang yang pintar, saya juga bukan orang yang hapal 30 jus, saya baru belajar islam 2 tahun terakhir, saya masih banyak maksiat, dan saya adalah DILEMA...
tapi saya tau bahwa Allah adalah maha tau, tapi saya paham bahwa Allah maha memahami, tapi saya takut karna Allah..... ya karena Allah lah yang juga memberi saya rasa takut. teman-teman kita harus percaya bahwa apa yang kita dapatkan sudah merupakan suratan...... saya percaya seorang anton medan bisa berubah, saya juga percaya seorang gito rolis juga berubah, saya percaya seorang preman yang paling ditakuti di pasar senen jkt Budi Picis juga berubah,,,,, dan saya percaya bahwa Allah lah yang merubahnya. lalu saya juga percaya bahwa Allah yang memberikan amanah ini, saya juga percaya Allah yang memberikan  tanggungjawab ini, walau pun tetap saya tidak yakin akan menjadi pemimpin yang baik di organisai ini, tapi saya yakin ini adalah jalan untuk menjadikan saya pemimpin yang baik.

KISAH:
suatu hari di sebuah hutan ada komunitas binatang yang terdiri dari binatang kecil hingga binatang yang besar..... dan mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda, karna terdiri dari jenis yang berbeda. suatu hari hutan yang mereka huni terbakar habis, dan berbagai komunitas binnatang berlarian untuk menyelamatkan diri, namun ada seekor burung yang berusaha membawa setetes air diparuhnya untuk memadamkan api yang mmembakar hutan. sang raja hutan bertanya;  hi ....burung kenapa kau melakukkan hal yang sia-sia, api itu tidak akan padam ddengan air yang engkau bawa. si burung menjawab: aku hanya ingin ketika Allah bertanya tentang apa yang terjadi dan apa yang aku lakukan, aku dapat mempertanggungjawabkannya.". Subahannallah...


MANFAAT;

teman-teman ketika sang burung pun maasih mempunyai rasa tanggung jawab.... dimana rasa tanggung jawab kita, apakah kita lebih kkecil dari seekor burung...

yang memang belum mengetahui ending dari dilema ini, tapi yang saya dapat pelajari adalah TANGGUNG JAWAB AKAN DATANG SEIRING DENGAN KEMAMPUAN, DAN INGATLAH SETIAP KITA PASTI DIMINTA PERTANGGUNGJAWABAN, DAN KITA LAH PENENTU PERTANGGUNGJAWABAN ITU....... JANGAN PIKIRKAN MASALAH HASIL, PRIORITASKAN NIAT YANG BAIK DAN PROSES....... DAN JADIKANLAH ALLAH SEBAGAI SATU-SATUNYA TEMPAT MEMOHON. ALLAHUAKBAR.....
 mohon maaf atas segala kekurangan....

WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULAHI WABARAKARAKATUH.....
Selengkapnya...

Sabtu, 24 April 2010

ilmu baru masalah baru


Hai para calon ilmuan FISIP UNTAN, berikut adalah salah satu analisis kejadian di Kampus BIROE, kampus perjuangan (kate yang tua-tua tu…! J). Ini adalah artikel lepasan yang mungkin membuat teman-teman pada penasaran. Saran saya,  pertama jangan jenuh, rendahkan hati dan nikmati manfat nya (itupun kalau ada)…!


Teman-teman pasti pernah nonton Spiderman 1 kan (yang musuhnya adalah Globin)! Kalau teman2 semua cinta film, yang pertama kali harus teman2 lakukan ketika selesai nonton adalah bagaimana mengambil manfaat dari film tersebut. Dan saya adalah salah satu orang yang mengambil manfaat dari film Spideman 1. Manfaat yang saya ambil adalah ketika Ben Parker berkata pada Peter Parker di dalam mimpinya (ketika Ben telah meninggal), dan ketika itu Peter berada dalam kebimbangan besar atas apa yang telah terjadi pada dirinya. Ben berkata “KEKUATAN YANG BESAR, AKAN SELALU DIDAMPINGI OLEH TANGUNG JAWAB YANG BESAR”. Itu lah salah satu manfaat yang saya ambil dan akan saya gunakan sebagai pisau analisis dalam menganalisis masalah yang akan saya bahas (Udah kaya’ ilmuan beneran nih…. J).
Lalu apa hubungannya Spiderman dengan Kampus kita? Apakah di Kampus kita ada Spiderman? Kalau menjawab tentang hubungan, mungkin ADA HUBUNGANNYA, kalau menjawab tentang adanya Spideman, jawabanya pasti TIDAK ADA . Berikut adalah salah satu masalah yang dua tahun belakangan ini kita hadapi.
Tahun lalu ketika Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), kita kedatangan masyarakat baru (PROGDI Baru), yaitu mhsw Sosiologi & Ilmu Politik. Sebagai senior pasti kita senang karena adek2 kita makin banyak…. Namun hal ini harus kita belah menjadi dua bagian (duren kali di belah…J), yaitu bagian Positif dan negative.
BAGIAN POSITIF
Dari sumber daya manusia, FISIP akan menjadi salah satu fakultas yang memiliki sumber daya manusia yang besar, terbukti dengan pembagian kelas sebagai berikut:
-          S1 Regular A (kelas pagi) à IAN, SOS, SOSIOLOGI, I. POL
-          S1 Regular B (kelas sore/ekstensi)
-          S1 ILMU PEMERINTAHAN (BANDIKLAT)
-          D3.
Lumayan banyak ya keluarga kita…….! Kata orang tua kan banyak anak, banyak rejeki……!

BAGIAN NEGATIF
àBanyak anak, banyak rezeki…..! itu kan jaman dulu, sekarang udah jaman nya           facebook        , rejeki bisa dicari lewat        facebook            (maksudnya jaman modern).  Ya….! Ini lebih kepermasalahan sudahkah kita merasakan bahwa kita adalah salah satu bagian dari sistem dan sumberdaya FISIP yang besar dan kita adalah SDM yang diberdayakan. Sudahkah ada hubungan komunikasi yang jelas antara banyaknya kelas (seperti penjelasan BAGIAN POSITIF) di FISIP. Sudahkah ada- sosialisasi atau wadah yang menyatukan keluarga besar ini, sudahkah kita mendapatkan hak kita secara maksimal (Bidang akademis).
àFISIP memiliki Visi dan Misi yang MANTAP (lihat di sekitar ruang TU & lab KOM), dan mampukah kita menjadi out put seperti yang ada pada papan Visi & Misi tersebut. Atau keberadaan kita di FISIP memang hanya bawaan alam (mencari gelar). Semoga tidak….. karna saya udah terlanjur senang mendapat gelar AoC (Agen of Change)!!! JJJ
Dan ini adalah salah satu bagian negative yang saya bahas, alangkah baiknya kita tidak banyak membahas bagian negatifnya (takut tinta Printer habis- J).
KAJIAN MASALAH
Di dalam bagian negative telah di singgung sedikit masalah yang terjadi, dan mungkin masih banyak masalah yang tidak bisa tersuratkan pada artikel ini.
Mendengar kabar burung (burung yang mana tu…. J), FISIP akan menambah kelas baru lagi nih….. yaitu ILMU KOMUNIKASI. Apakah ini adalah bagian dari masalah, atau bagian dari solusi….. karena mungkin dengan adanya ILMU BARU yaitu KOMUNIKASI, kita dapat saling berhubungan dengan keluarga kita yang lain (yang di pagi hari, yang di sore hari atau yang berada nun jauh disana). Atau Dengan adanya ILMU KOMUNIKASI, kita dapat lebih dekat dengan Dosen, atau Birokrat kampus, sehingga kita lebih bisa merasakan arti keluarga yang sesungguhnya (jadi ingat Emak di Kampung…..!).
Atau malah dengan adanya ILMU BARU, akan menambah MASALAH  YANG BARU (krisis). Ataukah masalah itu adalah wujud nyata dari bom waktu yang kita buat dan akan meledak dengan dahsyat (acara music kali J). Atau mungkin makin banyak nya masyarakat baru, pemberdayaan SDM di FISIP semakin tumpang tindih. Tenang teman2, kita tidak dituntut untuk memikirkan itu semua, karena mungkin sebelum saya menganalisis masalah ini, telah terlebih dahulu ada analisis yang matang yang telah dibahas oleh para Ilmuan FISIP.

SARAN
Alangkah baiknya kita memperkuat diri, sebelum banyaknya masalah yang datang menghampiri.
Alangkah baiknya kita memperindah diri dengan ilmu, bukan dengan bangunan yang kokoh.
Alangkah baiknya kita memperbaiki pola komunikasi, kita tinggalkan korupsi, saling menghargai dan bunuh keangkuhan diri.
Alangkah indahnya hidup dengan petunjuk Ilahi, dari pada hanya gigit jari atau obral janji.
Karena sesungguhnya “KEKUATAN YANG BESAR, AKAN SELALU DIDAMPINGI OLEH TANGUNG JAWAB YANG BESAR”. Dan yakinlah kita akan menjadi lebih kuat dibanding Spiderman. Ha…ha…ha…. []


By: Kaum Peripheral/Masyarakat Dunia Ke-3 Kampus Biru

Selengkapnya...

Selasa, 02 Maret 2010

Aku Melihat Jibril

AKU MELIHAT JIBRIL
Oleh: Tri Wibowo
Mahasiswa Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura
Didalam dunia sosial sering kali membandingkan kejadian-kejadian sosial dengan ilmu pasti (sience), yang nantinya akan memberi maksud bahwa ilmu sosial berbeda dengan ilmu pasti. Seperti contoh berikut, orang sience berkata bahwa 1+1=2, namun jawaban itu berbeda ketika dilontarkan kepada orang sosial, orang sosial bisa saja beranggapan bahwa 1+1=4. Awalnya saya berfikir ketika pertama kali masuk ke Kampus sosial dengan apa yang diajarkan kepada saya, saya sempat berfikir bahwa ini adalah hal yang naif, karena seorang anak yang duduk dibangku SD (sekolah dasar) pun tau, bahwa kebenaran pasti mengatakan bahwa 1+1=2, walaupun ada diantara mereka yang mengatakan bahwa 1+1 itu hasilnya 11, katanya sih karena tidak ada sama dengannya (=), dan hal ini pun pasti hanya gurauan untuk mereka. Jikalau anak SD pun tau bahwa 1+1=2, kenapa orang di Kampus sosial yang mengenyam pendidikan jauh lebih tinggi bias mengatakan 1+1=4, bukankah itu mengajarkan kebohongan pada Mahasiswanya…..!
Dan saya juga sempat berfikir bahwa wajar ketika sekarang banyak sekali koruptor dikalangan para birokrat. Karena jelas saja, dikampusnya mereka diajarkan kebohongan yang mengatakan 1+1=4. Didalam kebingungan saya, saya tetap belajar dan mencari tau apa yang menyebabkan kejadian unik ini terjadi. Sampai suatu hari saya bertemu dengan jawaban yang dapat memecahkan masalah ini. Ketika saya megambil mata kuliah Pengantar Antropologi, saya diajarkan bagaimana kita sebagai mahluk sosial dapat berfikir secara menyeluruh, dan tidak mengambil kesimpulan hanya dari satu sisi sudut pandang masalah yang terjadi (HOLISTIC). Ya…. Sebagai mahasiswa ilmu sosial saya memang dituntut untuk dapat bersifat HOLISTIC pada semua masalah yang terjadi. Dan saya juga dituntut untuk berfikir bahwa, mungkin saja ada sebab-sebab lain yang membuat 1+1=4.
Setidaknya kejadian diatas dapat membuka paradigma kita dengan apa yang terjadi, bahwa memang tidak ada suatu ilmu yang melebihi ilmu yang lain, dan suatu kesimpulan tidak bisa ditetapkan secara instan (cepat), namun ada proses yang harus ditelaah dengan metode-metode tertentu.
Kasus diatas juga akan saya jadikan landasan dalam menyikapi masalah yang akan saya bahas. Banyak orang percaya bahwa kiamat 2012 itu akan terjadi, dan ini masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Pakar agama bilang, hancurnya dunia hanya di tangan Tuhan, berbeda dengan para peramal yang mungkin berpendapat kehancuran dunia ada pada rasionalitas yang ia miliki. Keadaan bumi yang semakin parah, panasnya bumi, globalisasi, kriminalisasi, porno aksi, krisis mental, golongan-golongan, yang membuat seakan-akan ada block antara yang terbaik dan yang buruk, yang kaya dan yang miskin, dan tidak adanya lagi keseimbangan (balance) yang terjadi dibumi, adalah salah satu faktor yang membuat beberapa peramal mengambil kesimpulan bahwa kiamat itu akan tiba ditahun 2012. Secara rasional itu memang masuk akal, tapi kita harus selalu berdo’a semoga itu tidak terjadi…..! bukankah kita masih banyak dosa?
Namun hal itu memang akrab ditelinga kita, kasus-kasus yang terjadi belakangan ini juga memaksa kita sebagai masyarakat untuk ikut hanyut dalam sandiwara yang masih belum berakhir. Kasus KPK vs POLRI, Bank Centuri, Prita Mulyasari dan RS OMNI, nenek yang mencuri buah, seorang bapak yang mencuri semangka dll. Makin memperlengkap sandiwara yang sedang terjadi.
Saya masih teringat ketika kasus KPK bergulir, orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut malah sibuk belanja buku, dan mungkin banyak orang telah memiliki buku tersebut, bahkan ia(yang terlibat) mungkin juga telah memiliki buku tersebut, namun buku yang ia miliki sedikit berpenampilan lebih buruk, dan ia ingin mencari buku yang sama, dan setidaknya berpenampilan lebih menarik. Dan buku itu dibawanya ke Media elektronik, dan tiba-tiba dia mengangkat buku itu di atas kepalanya, dan dia mengucapkan beberapa janji.
Seakan-akan ada episode baru…. kasus saling menuduh, saling ejek dan saling mengelak juga terjadi seakan-akan menggambarkan kasus ini seperti cerita anak-anak didalam kisah Power Ranger melawan Monsternya, sekiranya Ranger merah tidak mampu melawan sang Monster, Rangar-Ranger lain datang untuk membantu, dan berharap sang Monster dapat dikalahkan.
Hal itu adalah beberapa kejadian aneh yang memang sedang kita rasakan…. seakan-akan telah jenuh dengan kasus yang terjadi, kita pun ingin mencari siapakah sosok yang akan dapat memecahkan masalah ini. Didalam sejarah perkembangan dunia Islam sesungguh nya masalah-masalah yang ada pada masa itu bahkan lebih parah dari zaman sekarang ini. Nabi Muhammad SAW mendapatkan cobaan yang amat berat, dimana banyak orang yang menyembah berhala, membunuh bayi yang baru lahir, menjadikan batu sebagai tuhan, bahkan setiap orang memiliki tuhanya masing-masing. Namun dibalik cobaan itu, sifat Al-amin yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW membuatnya terus bertahan di Mekah, dan berharap ada orang yang sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah hal yang salah. Sampai suatu hari Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah melalui perantara malaikat Jibril, dan wahyu itu pun dijadikan Nabi sebagai pegangan untuk merubah keadaan di Mekah.
Sejarah perkembangan Islam diatas, dapat kita jadikan acuan di era globalisasi sekarang ini. Dimana masalah yang melanda dunia sekarang ini sangat beragam, persaingan, kekuatan pertahanan, politik dan ekonomi, adalah masalah-masalah yang selalu menimbulkan konflik dan banyak memakan korban. Yang membedakan keadaan dunia sekarang dengan sejarah islam masa lalu adalah, didalam sejarah islam ada pemimpin yang bisa membawa perubahan bagi rakyat Mekah pada masa itu. Apakah sekarang kita tidak memiliki pemimpin? Jawabanya adalah, pasti kita memiliki pemimpin, terbukti dengan adanya Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara ini.
Keadaan dunia sekarang ini cukup mencuri perhatian bagi masyarakaat awam. Bahkan banyak diantara mereka ingin mencoba untuk menyelamatkan Bumi ini. Ya…. Akhir-akhir ini banyak orang yang ingin menjadi pahlawan kesiangan untuk menyelamatkan bumi, salah satu caranya adalah dengan mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, dan telah menerima wahyu dari Allah melalui perantara Jibril, bahkan ada yang mengaku telah terbang kelangit ketujuh, dan melintasi dimensi waktu serta melihat surga dan neraka (seperti kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW dalam mi’raj). Salah satu contohnya adalah kisah Soenarto warga Dusun Sarwiru Kaler, Desa Suriamedal, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, yang mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, yang telah bertemu Jibril dan mendapatkan wahyu. Bahkan si Nabi palsu memiliki gagasan yang aneh yaitu Soenarto merencanakan akan memindahkan Ka’bah dari Mekah ke Pasanggrahanya (di tempat ia mengajarkan aliran sesatnya), dengan maksud agar para pengikutnya tidak perlu menunaikan ibadah haji ke Mekah, cukup masuk ke Pasanggrahan yang dimilikinya, kita sudah bias melaksanakan ibadah haji.
Kejadian diatas adalah hal yang biasa kita dengar di media masa, bahkah banyak orang yang mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang mengaku Nabi memiliki gangguan kejiwaan. Secara rasional memang kita dapat menganalisis kejadian tersebut, karena Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir hingga akhir jaman kelak. Dari kajadian di atas saya mencoba memahami mengapa kejadian aneh sepert ini selalu saja muncul secara berulang-ulang (continue). Salah satu Nabi palsu telah ditangkap, kenapa selalu ada Nabi (palsu) baru yang menggebrak dengan sensasi barunya, bahkan ada yang mengaku sebagai Jibril nya(Lia Eden).
Saya tidak mau memandang buruk hal ini, sesuai dengan komitmen saya pada paragraph pertama, saya harus dapat bersifat holistic. Kejadian mengaku Nabi dan telah bertemu dengan Jibril, dapat kita artikan bahwa sesungguhnya perasaan jenuh, benci, dan gundah yang terdapat pada masyarakat awam telah bercampur menjadi satu, sehingga terkadang dapat menghasilkan pemikiran yang keluar dari batas rasionalitas. Perasaan ini wajar terjadi ketika manusia sudah berada dalam tekanan, dan kondisi lingkungan yang seakan-akan tidak pernah lagi berpihak pada mereka, keadilan yang bisa diperjualbelikan, saling menjatuhkan antar satu golongan dengan golongan yang lain dan merasa bahwa saya adalah yang paling benar, seakan-akan membuat sang pengadil sejati (TUHAN) benar-benar telah mati. Ketika kitab-kitab tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup, ketika perbuatan haram telah berubah status menjadi halal, dan ketika gagasan manusia lebih besar manfaatnya dari pada gagasan Tuhan. Lalu pertanyaannya siapa yang dapat merubah ini semua……..? atau benarkah Jibril akan kembali turun ke Bumi, dan kembali membawa seseorang untuk melintasi dimensi waktunya.
Jikalau orang awam pun punya kemauan untuk merubah dunia walaupun dengan cara yang aneh, kenapa kita sebagai orang yang berpendidikan lebih memilih jalur aman, diam, dan tertawa melihat kejadian yang terjadi. Dan bukankah cara kita untuk merubah keadaan ini tidak harus menjadi seorang Nabi. Masih banyak cara lain jikalau niat kita untuk merubah telah dapat kita aplikasikan dikehidupan kita.
Dan saya beranggapan bahwa untuk kedepanya akan selalu ada orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi dan bertemu dengan malaikat Jibril, dan hal ini akan berhenti ketika harapan kita tidak lagi bertentangan dengan kenyataan.
Selengkapnya...

Taat Beribadah, Niscaya Masuk TIMNAS

kairo, mungkin bagi banyak pelatih tim Nasional skill dan performa dijadikan acuan utama untuk memilih pemain. Tetapi tidak bagi Hasan Shehata, pelatih TIMNAS Mesir ini hanya mau memilih pemain yang taat beribadah dan raji sholat.
Lihatlah bagaimana inginya David Beckham atupun Antonio Cassano begitu ingin masuk kedalam TIMNAS Negara masing-masing. Bahkan demi menarik perhatian Fabio Capello, Beckham rela membeli kontraknya sendiri(dari LA Galaxi) dan meninggalkan keluarganya di Amerika sana.
Capello sendiri menyatakan dirinya hanya akan mengambil pemain yang performanya bagus, tak peduli dia bintang atau bukan. Bersyukurlah Beckham, sejauh ini penampilanya bersama AC Milan masih relatif bagus.
Namun, apa jadinya bila Capello adalah orang setipe Shehata, yang hanya mau memanggil pemain-pemain religius? Mungkin Beckham butuh lebih sekedar tampil bagus, tetapi juga harus sering-sering beribadah ke Gereja.
Ya, Shehata dengan terang-terang menyatakan bahwa dirinya lebih menomorsatukan soal ibadah dibanding kemampuan seorang pemain. Kebetulan Mesir bermayoritaskan pemeluk islam. Maka, jarang sholat atau beribadah yang lain jangan harap masuk skuad milik Shehata.
“tanpa hal itu, kami tidak pernah menyeleksi pemain, sebagus apapun potensinya. Saya selalu dengan tegas menyatakan, bahwa mereka yang menggunakan Jersey Mesir harus memiliki hubungan baik dengan Tuhannya” ujarnya seperti yang dilansir yahoo sport.
Pengalaman ini pun pernah terjadi pada Ahmed “Mido” Hossam. Mido yang terkenal suka berpesta harus menerima kenyataan dilupakan oleh Shehata. Eks penyerang Totenham Hotspurs yang kini merumput di klub lokal Mesir, El Zamalak, itu tidak begitu senang dengan keputusan Shehata.
Contoh lain dialami oleh Mohammed Zidan. Bintang Mesir yang bermain untuk Borussia Dortmund pun sampai diminta lebih sering sholat oleh Shehata jika ingin masuk TIMNAS.
“saya tidak suka kebiassan yang suka menyendiri dan tidak berbaur dengan yang lain. Saya meyakinkannya mengenai sholat dan betapa pentingnya hal itu. Sejak saat itu ia jadi rajin shalat” tegas Shehata.

Sumber http://m.detik.com
Selengkapnya...

Kamis, 28 Januari 2010

banyak yang mau berubah

Bismilahirohmanirohim……
Asalamualaikum wr wb
Tri Wibowo: 25 Januari 2010
Didalam hidup kita memang selalu mencari siapa guru hidup yang paling berpengaruh dan dapat membuat perubahan pada kita…… saya adalah orang yang mengagumi Yusuf Mansur, terlalu berlebihan mungkin jika kita mengagumi mahluknya Allah, karena yang hanya pantas dikagumi hanya Nabi Muhammad SAW
Saya kagum atas apa yang dia ajarkan pada public, beberapa pengalaman yang bener-bener dapat jadi sebuah panduan untuk bertahan hidup. Memang tidak ada alasan untuk kite menyerah dalam hidup……..(walaupun terkadang saya sangat sering putus asa, he…. Sedikit munafik kagak ape-ape ye….. eh tapi kata pak Ustad itu penyakit hati….harus segera dibunuh tu). Pada perinsipnya Kita bukan mahluk yang minta diciptakan….. kalau kita berpijak pada konsep atau pemikiran seperti itu seakan-akan kita menyalahkan Allah yang telah menciptakan kita, atau kita menyalahkan orang tua dan nenek moyang kita yang notabene sebagai media pengantar kita di Alam yang penuh dengan dengan hal fana dan penuh dengan pendusta.
Mari kita balik konsep diatas, menjadi: kita ada didunia karena kita di harapkan oleh Allah untuk dapat menciptakan sesuatu.
Dibawah ada kutipan artikel dari Yusuf Mansur yang insyaallah dapat memberi pelajaran kita. Selamat berpetualang……!




Banyak yang Mau Berubah, tapi Memilih Jalan Mundur
Oleh: Yusuf Mansur

Satu hari saya jalan melintas di satu daerah. Tertidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya berpesan ke supir saya, “Nanti di depan ke kiri ya.”
“Masih banyak, Pak Ustad,” jawab sopir saya.
Saya paham. Si sopir mengira, saya ingin membeli bensin. Padahal bukan.
“Saya mau pipis,” jelas saya pada sopir.
Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti.
“Pak Ustadz!” panggilnya seraya melambaikan tangan dari kejauhan dan mendekati saya.
Saya menghentikan langkah. Menunggu si sekuriti.
“Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja,” ujarnya sembari tersenyum sumringah.
Saya juga tersenyum. Insya Allah, saya tidak merasa gede rasa. “Saya ke toilet dulu ya,” kata saya meminta pengertian sang sekuriti.
“Nanti saya pengen ngobrol. Boleh Ustadz?” laki-laki itu berusaha menahan langkah saya.
“Saya buru-buru, lho. Tentang apaan sih?” jawab saya sembari menatapnya tajam.
“Saya bosen jadi satpam Pak Ustad.”
Sejurus kemudian saya sadar. Ini pasti Allah pasti yang memberhentikan langkah saya.
Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun karena ingin pipis, lantas sampai di sebuah pom bensin, hingga akhirnya bertemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya harus berbicara dengannya. Sekuriti ini barangkali “target operasi” dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Demikian saya membatin.
“Ok, nanti setelah dari toilet ya,” jawab saya pada sang satpam.
***
“Jadi, gimana? Bosen jadi satpam? Emangnya nggak gajian?” tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart-nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan.
“Gaji mah ada, Ustadz. Tapi masak gini-gini aja nasib saya?”
“Gini-gini aja itu karena ibadah Bapak juga gini-gini aja. Disetel bagaimanapun, agak susah merubahnya.”
“Wah, ustadz langsung nembak aja nih.”
Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah. Tapi umumnya begitulah manusia. Rezeki mau banyak, tapi kepada Allah tidak mau mendekat. Rezeki mau bertambah, tapi ibadah tidak mau ditambah. Dari dulu tetap begitu-begitu saja.
“Sudah shalat ashar?”
“Barusan, Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya nggak? Ya saya pikir sama saja.”
“Oh, jadi nggak apa-apa telat, ya? Karena menurut Bapak, kerja Bapak adalah juga ibadah?”
Sekuriti itu tersenyum meringis. Mungkin ia jujur mengatakan demikian. Mungkin juga tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap pekerjaannya sebagai ibadah. Namun bisa juga tidak. Anggapan pekerjaan sebagai ibadah cuma sebatas ucapan saja. Lagi pula jika menganggap pekerjaan-pekerjaan kita adalah ibadah, maka apa yang kita lakukan di dunia ini semuanya juga ibadah kalau kita niatkan sebagai ibadah.
Tapi, hal itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajib dijadikan prioritas nomor satu. Kalau ibadah wajibnya dijadikan prioritas nomor tujuh belas, tentu adalah bohong belaka jika menganggap pekerjaan sebagai ibadah. Lantas, apakah kita tidak boleh meniatkan pekerjaan sebagai ibadah? Tentu saja boleh! Bahkan bagus sekali, bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita umpamakan demikian. Suatu saat, kita menerima tamu, kemudian Allah datang. Artinya kita menerima tamu, tepat ketika waktu shalat tiba. Kemudian kita abaikan shalat. Kita abaikan Allah. Nah, apakah demikian masih pantas pekerjaan kita disebut sebagai ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil pekerjaan dan usaha, hanya sedikit yang diberikan kepada Allah daripada untuk kebutuhan-kebutuhan kita sendiri. Tampaknya, kita perlu memikirkan kembali ungkapan “pekerjaan sebagai ibadah.”
Saya kembali bertanya pada si sekuriti, “Kata ‘barusan’ itu maksudnya jam setengah limaan, ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini.”
“Ya, kurang lebih, deh,” ujar si sekuriti seraya tersenyum kecut.
Saya masih ingat, dulu saya dikoreksi oleh seorang faqih, seorang alim, bahwa shalat itu harus tepat waktu. Di awal waktu. Bagaimana mungkin kita ingin diperhatikan oleh Sang Maha Memberi Rezeki jika shalat kita tidak tepat waktu?!
Aqimish shalaata lidzikrii. Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Menunda-nunda. Itu kan jadi sama saja dengan menunda-nunda dalam mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti itu. Entahlah, saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.
“Gini ya, Pak. Kalau Bapak shalat asar jam setengah lima, maka Bapak jauh sekali tertinggal untuk mengejar dunia. Bapak sudah telat sejam setengah jika waktu ashar sekarang dimulai pada jam tiga kurang sedikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita? 5 x 1,5 jam, lalu dikalikan sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikalikan lagi sekian tahun kita telat. Itu baru soal telat saja. Belum kalau ketinggalan atau kelupaan. Lebih bahaya lagi kalau benar-benar sengaja tidak shalat! Wah, makin jauh saja mestinya kita dari senang!”
Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya katakan. Dari raut mukanya, tampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara, ya. He…he..he. Belagu ya saya? Masa perkataan cetek begini harus ditanyakan pada lawan bicara, paham apa tidak.
Saya juga menjelaskan pada si sekuriti. Jika dia merupakan alumni SMU yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan seangkatannya mungkin sudah banyak yang maju. Sementara dia sendiri seperti diam di tempat. Misalkan, seseorang membuka suatu usaha. Lalu ada orang lain lagi yang juga membuka usaha. Sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya. Nah, bisa jadi hal itu karena ibadah yang satu itu bagus, sedangkan yang lain tidak.
Dan saya mengingatkan kepada Anda sekalian untuk tidak menggunakan mata telanjang guna mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu rajin shalat dan banyak kebaikannya, namun hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu-satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.
“Terus, mau berubah?” tanya saya kembali kepada si sekuriti.
“Mau, Pak Ustad! Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalau tidak serius?”
“Ya udah, deketin Allah, deh. Ngebut ke Allah.”
“Ngebut gimana?”
“Satu: benahi shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat! Kejar rezeki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampai keduluan Allah.” Si sekuriti mengaku mengerti, maksudnya adalah bahwa sebelum azan ia sudah siap di atas sajadah. Kita ini menginginkan rezeki dari Allah, tapi tidak berusaha mengenali Dia Yang Membagi-bagikan rezeki.
Contohnya, para pekerja di tanah air ini. Mereka bekerja supaya memperoleh gaji. Dan gaji itu merupakan rezeki. Tapi giliran Allah memanggilnya, malah perilakunya seperti tidak menghargai Allah. Padahal hakikatnya, Allah yang menjadikan seseorang bisa bekerja. Ini kan aneh. Saat menemui, penampilan rapi, wangi, dan betul-betul dipersiapkan sedemikian rupa. Namun, giliran mereka menemui Allah, pakaian mereka sembarangan. Amit-amit. Tidak ada persiapan. Bahkan, tidak segan-segan mereka menunjukkan wajah dan fisik yang lelah. Hal itu berarti tidak mengenal Allah.
“Kedua,” saya teruskan, “keluarkan sedekahnya!”
Saya ingat betul. Sekuriti itu tertawa.
“Pak Ustadz, bagaimana saya bisa sedekah, hari ini saja belanjaan di rumah sudah habis? Saya terpaksa berhutang lagi di warung. Saya sudah mulai mengambil barang dulu, bayar belakangan.”
“Ah, Bapak saja yang barangkali kebanyakan beban. Memang gajinya berapa?”
“Satu koma tujuh, Pak Ustadz.”
“Wuah, itu mah besar sekali. Maaf, ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, gaji segitu sudah besar.”
“Yah, kan saya harus bayar cicilan motor, kontrakan, susu anak. Bayar ini, bayar itu. Emang nggak cukup, Pak ustadz.”
“Itu gaji bisa gede, emang sudah lama kerjanya?”
“Kerjanya sih sudah tujuh tahun. Tapi gaji gede bukan karena sudah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, Ustadz.”
“Kok bisa?”
“Ya, sebab saya tinggal di mess. Saya nggak tahu gimana boss menghitung sampai ketemu angka 1,7jt.”
“Terus, kenapa masih kurang?”
“Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak.”
“Secara matematis, lepaskan saja tanggungan yang tidak perlu, seperti motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan nggak perlu?”
“Pengen kayak orang-orang, Pak Ustadz.”
“Ya susah kalau begitu, mah. Ingin meniru orang lain hanya pada soal motornya saja. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot!”
Sekuriti ini nyengir. Memang kalau motor ini dilepas, dia bisa menghemat 900 ribu.
Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Tidak jelas bagaimana ia menutupi kebutuhannya yang lain. Biaya kontrakan saja, termasuk air dan listrik, sudah Rp. 450 ribu. Kalau melihat keuangan model begini, tentu saja defisit terus.
“Ya sudah. Sudah terlanjur, ya. Oke, shalatnya gimana? Mau diubah?”
“Mau, Ustadz. Saya mau benahi shalat saya.”
“Bareng sama istri, ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sandal, lakukan berdua. Tambah baik kalau anak-anak juga diajak. Ajak semua anggota keluarga untuk membenahi shalat!”
“Siap, Ustad!”
“Tapi sedekahnya tetap harus dilaksanakan, lho!”
“Yah, Ustadz. Kan saya sudah bilang, tidak ada yang bisa disedekahkan!”
“Sedekahkan saja motornya. Kalau tidak motor, barang apa saja yang lain!”
“Jangan, Ustadz. Saya masih sayang motor ini. Susah lagi belinya. Tabungan juga nggak ada. Emas juga nggak punya.”
Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya terus berpikir keras untuk mencari solusinya. Kalau dia hanya memperbaiki shalatnya saja, tapi sedekah tidak dilaksanakan, maka keajaiban akan lama muncul. Demikianlah, menurut ilmu yang saya peroleh. Namun tentu saja, lain cerita ceritanya jika Allah berkehendak lain.
“Pak, kalau saya tunjukkan bahwa sebenarnya Bapak bisa sedekah, bahkan besar jumlah sedekah yang bisa dikeluarkan, Bapak mau percaya, nggak?” ujar saya kemudian.
Si sekuriti mengangguk.
“Oke, kalau sudah saya tunjukkan, mau melaksanakannya?”
Sekuriti ini mengangguk lagi. “Selama saya bisa, saya akan laksanakan,” katanya mantap.
“Gajian bulan depan masih ada nggak?”
“Masih. Kan belum bisa diambil?”
“Bisa! Dicoba dulu!”
“Nanti bulan depan saya hidup gimana?”
“Yakin nggak sama Allah?”
“Yakin.”
“Nah, kalau yakin, titik. Jangan koma. Jangan pakai kalau.”
Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon guna bersedekah sebisa mungkin. Tapi saya jelaskan kepada sekuriti agar diusahakan menyedekahkan semua gajinya. Hal itu agar jumlah sedekah betul-betul signifikan. Dengan demikian, perubahan yang akan terjadi juga betul-betul dirasakan. Dia berjanji akan membenahi mati-matian shalatnya. Termasuk dia akan laksanakan semaksimal mungkin shalat taubat, hajat, dhuha, dan tahajjud. Dia juga berjanji untuk rajin mengisi waktu senggang dengan membaca Alquran..
Tampaknya, si sekuriti itu sudah lama tidak berlari kepada Allah. Shalat Jum’at saja menunggu qomat. Wah, susah juga. Keadaan seperti justru ia anggap sebagai sesuatu yang wajar. Hal itu karena tugasnya sebagai sekuriti. Toh, tugas yang dilakukannya ia anggap sebagai ibadah. Itulah barangkali yang telah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi seorang sekuriti sekian tahun. Padahal dia Sarjana Akuntansi! Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantas saja dia merasa bosan dengan posisinya sebagai sekuriti. Tidak sesuai dengan keinginan hatinya. Tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tapi demikianlah hidup. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Mungkin yang penting bagi dia saat itu adalah memperoleh pekerjaan dan mendapat gaji.
Bagi saya sendiri, tidak masalah memiliki banyak keinginan. Asal keinginan itu sesuatu yang diperbolehkan dan masih dalam batas-batas wajar. Juga tidak masalah memimpikan sesuatu yang belum tercapai. Asal hal itu dibarengkan dengan peningkatan ibadah kita. Sebagaimana realitas sosial sekarang ini, meskipun harga barang-barang melejit naik, kita tidak perlu khawatir. Ancam saja diri kita sendiri agar mau meningkatkan ibadah-ibadah kita. Jangan malah berleha-leha karena akan membuat hidup kita justru tergilas dengan tingginya harga barang-barang.
***
Sekuriti ini kemudian menemui atasannya guna meminjam uang. Ketika ditanya oleh sang atasan untuk apa, dia hanya nyengir tidak menjawab. Tapi ketika ditanya jumlah yang mau dipinjam, ia pun menjawab, “Semuanya! 1,7 juta. Utuh sejumlah gaji yang biasa diterima.”
“Tidak bisa!” kata komandannya.
“Tolonglah, Pak,” jawab sekuriti memelas, “Saya kan belum pernah kasbon. Tidak pernah berani. Baru kali ini saya berani.”
Sang komandan terus mengejar alasan si sekuriti berhutang. Akhirnya, ia pun menceritakan pertemuannya dengan saya. Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk bertemu langsung dengan owner SPBU ini. Menurut sang komandan, permohonan bon lewat jalur formal susah dikabulkan. Kalau pun dikabulkan, paling hanya sejumlah 30% dari total jumlah gaji. Itu juga belum tentu bisa dicairkan dalam waktu cepat.
Di luar dugaan, sang owner justru menyetujui permohonan bon si sekuriti. Persetujuan itu juga karena dibantu sang komandan yang ikut merayu.
“Katanya, buat sedekah, Pak,” jelas sang komandan kepada sang big boss.
Subhaanallaah! Semua orang di pom bensin itu mengetahui perubahan yang terjadi. Kisah sang sekuriti yang bertemu dengan saya serta kisah perjuangannya bersama sang komandan untuk meminjam uang, menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan the end story-nya. Termasuk dinanti oleh sang pemilik pom bensin.
“Kita coba lihat, berubah nggak tuh nasib si sekuriti,” begitulah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa ia i ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.
Hari demi hari, sekuriti ini diperhatikan oleh kawan-kawannya. Ia kini rajin sekali shalat. Selalu tepat waktu. Ibadah-ibadah sunah juga lumayan istiqamah. Mengetahui hal itu, sang bos pun senang, sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti tidak mengurangi kedisiplinan kerja. Raut mukanya justru selalu tampak cerah. Keceriaan sang sekuriti itu karena, menurutnya, ia sedang menunggu janji Allah. Dan dia yakin, janji Allah pasti datang. Demikian ia jelaskan kepada teman-temannya yang meledek dirinya. Mereka mau ikut rajin shalat dan sedekah jika ia memang berhasil dengan “eksperimen gila”-nya itu.
Saya tertawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya justru suka tantangan yang demikian. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali Allah akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Hal itu agar sang sekuriti benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum memiliki iman. Saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukan si sekuriti.
Suatu hari sang bos berkata, “Kita lihat saja dia. Kalau dia tidak mengambil kasbon, berarti dia berhasil. Tapi kalau dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa menyedekahkan gaji bulan depan, kalau kemudian ia mengambil kasbon lagi. Percuma!”
Tapi subhaanallah! Sampai akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini tidak mengambil kasbon. Berhasilkah? Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini tidak melihat motor besarnya lagi. Jadi, ia tidak mengambil kasbon karena ia masih memiliki uang dari hasil jual motor, bukan dari keajaiban mendekati Allah. Hingga akhirnya ketika sang sekuriti bertemu dengan si boss, ia pun ditanya tentang sesuatu yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya sendiri.
“Benar nih, nggak kasbon? Udah akhir bulan, lho. Yang lain bakal menerima gaji. Sedang gaji Bapak kan sudah diambil bulan kemarin,” kata si boss serius.
Kepada saya, sekuriti ini mengatakan bahwa ia memang sudah siap-siap mau kasbon kalau sampai pertengahan bulan ini tidak ada tanda-tanda keberhasilan. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar membikin orang tercengang! Apa pasal? Hal itu karena ternyata betul-betul terjadi keajaiban setelah ia membenahi shalatnya dan memberikan sedekah dengan jumlah besar yang belum pernah ia lakukan seumur hidup! Mempertaruhkan hidupnya dengan menyedekahkan semua gaji bulan depannya. Semuanya tanpa tersisa!
Keajaiban itu berawal ketika di kampung halaman si sekuriti terjadi transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya tidak terlibat secara fisik. Ia sekedar menjadi mediator lewat SMS ke pembeli dan penjual. Dari transaksi inilah, Allah mengganti sedekah yang ia keluarkan dari gajinya sebesar Rp 1,7 juta menjadi 10 kali lipat. Bahkan lebih!
Allah memberinya karunia berupa komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar Rp 17,5 juta! Dan hal itu terjadi begitu cepat. Kejadian itu terjadi masih dalam bulan yang sama, belum berganti bulan. Sadar betapa besarnya anugerah Allah, akhirnya dia malu sendiri kepada Allah. Motor yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya digunakan untuk sedekah. Uang hasil penjualan motor dia gunakan untuk membiayai keberangkatan haji ibunya, satu-satunya orang tuanya yang masih hidup. Subhaanallaah!
Sayang sekali, uang hasil penjualan motor itu tetap tidak cukup untuk menutupi ongkos haji. Karena dijual cepat, harga motornya tidak sampai Rp 13 juta. Akhirnya, ia tambahkan sendiri sebesar Rp 12 juta yang berasal dari uangnya sendiri yang ia peroleh dari komisi penjualan tanah. Dengan demikian, sang ibu memiliki uang sebesar Rp 25 juta. Jumlah itu sudah cukup untuk daftar naik haji. Tambahan ongkos yang lain berasal dari simpanan ibunya sendiri.
Masih menurut cerita si sekuriti, ia merasa aman dengan uang Rp 5 juta, sisa dari komisi transaksi tanah itu. Dan dia merasa tidak memerlukan motor lagi. Dengan uang ini, ia aman dan tidak perlu kasbon.
Tak ayal, sang bos pun berdecak kagum. Dia lalu kumpulkan semua karyawannya dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini. Apakah cukup sampai di situ perubahan yang terjadi pada diri si sekuriti?
Tidak! Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staf keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya Allah! Berubah, berubah, berubah! Saudara-saudaraku sekalian. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan!
Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini diterapkan olehnya dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya. Subhaanallaah, masya Allah. Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia.
Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar. Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisakah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta Kuliah Online saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini.
Sebagian memilih diam saja, dan sebagian lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja. Hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh.
Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublikasikan, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh. Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita lari kencang menuju Allah. Ngebut meraih rahmat-Nya.
Bagi mereka yang merasa banyak dosa, tak perlu terus-terusan meratapi dosa. Kejar saja ampunan Allah dengan memperbanyak taubat dan istighfar, lalu mengejarnya dengan amal saleh. Persis seperti yang tulisan-tulisan sebelumnya, ungkapan itulah yang dijadikan penutup esai ini.
Selengkapnya...

chord ada band pemujamu



 
January 25, 2010
ada BAND-PEMUJAMU
ALBUM: MYSTERY OF MUSICAL

Intro:   Am Em G D F E (2x)
Am                      Em
Kali ini ku tlah jatuh kedalam
            G                      D        F   
Dosa begitu besar, terlalu mencintai
E
begitu dalam
Am                         Em
mata itu berhasil hipnotisku
G
menjerat nafsu jiwa
D                     F                      E
mengurungku kedalam keindahan
[chours]
Am                  F                      C        
rasanya ingin malam ini mencium mu
            G
 hingga lemas
Am                  F                      C
rasanya ingin malam ini memeluk mu
            Am
hingga terlelap….
Am                  Em
kau bagaikan symbol semesta alam

G                     D         F          E
dan aku pemujamu, setiap saat bersimpuh dihadap mu
Am                  Em
kau memegang semua kehidupanku
            G                     D         F          E
keluar dari derita, menuju kedamaian yang ilahi…..
back to [chours]:à
F                      Am                              F
Tuhan tolong segera sadarkan, aku
Am
 dari semua
F                      Am                              F
Menanggung sihir cinta mati, aku
G
kepada nya

[solo] Am F C G 2X 
[chours]à
Am                  F                      C         G
Kuinggin ini bukanlah sekedar mimpi belaka
Am                  F                      C         G
Ku ingin ini menjadi dosa terindah dalam hidupku
[solo] Am F C G 2X 
Selengkapnya...