Selasa, 02 Maret 2010

Aku Melihat Jibril

AKU MELIHAT JIBRIL
Oleh: Tri Wibowo
Mahasiswa Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura
Didalam dunia sosial sering kali membandingkan kejadian-kejadian sosial dengan ilmu pasti (sience), yang nantinya akan memberi maksud bahwa ilmu sosial berbeda dengan ilmu pasti. Seperti contoh berikut, orang sience berkata bahwa 1+1=2, namun jawaban itu berbeda ketika dilontarkan kepada orang sosial, orang sosial bisa saja beranggapan bahwa 1+1=4. Awalnya saya berfikir ketika pertama kali masuk ke Kampus sosial dengan apa yang diajarkan kepada saya, saya sempat berfikir bahwa ini adalah hal yang naif, karena seorang anak yang duduk dibangku SD (sekolah dasar) pun tau, bahwa kebenaran pasti mengatakan bahwa 1+1=2, walaupun ada diantara mereka yang mengatakan bahwa 1+1 itu hasilnya 11, katanya sih karena tidak ada sama dengannya (=), dan hal ini pun pasti hanya gurauan untuk mereka. Jikalau anak SD pun tau bahwa 1+1=2, kenapa orang di Kampus sosial yang mengenyam pendidikan jauh lebih tinggi bias mengatakan 1+1=4, bukankah itu mengajarkan kebohongan pada Mahasiswanya…..!
Dan saya juga sempat berfikir bahwa wajar ketika sekarang banyak sekali koruptor dikalangan para birokrat. Karena jelas saja, dikampusnya mereka diajarkan kebohongan yang mengatakan 1+1=4. Didalam kebingungan saya, saya tetap belajar dan mencari tau apa yang menyebabkan kejadian unik ini terjadi. Sampai suatu hari saya bertemu dengan jawaban yang dapat memecahkan masalah ini. Ketika saya megambil mata kuliah Pengantar Antropologi, saya diajarkan bagaimana kita sebagai mahluk sosial dapat berfikir secara menyeluruh, dan tidak mengambil kesimpulan hanya dari satu sisi sudut pandang masalah yang terjadi (HOLISTIC). Ya…. Sebagai mahasiswa ilmu sosial saya memang dituntut untuk dapat bersifat HOLISTIC pada semua masalah yang terjadi. Dan saya juga dituntut untuk berfikir bahwa, mungkin saja ada sebab-sebab lain yang membuat 1+1=4.
Setidaknya kejadian diatas dapat membuka paradigma kita dengan apa yang terjadi, bahwa memang tidak ada suatu ilmu yang melebihi ilmu yang lain, dan suatu kesimpulan tidak bisa ditetapkan secara instan (cepat), namun ada proses yang harus ditelaah dengan metode-metode tertentu.
Kasus diatas juga akan saya jadikan landasan dalam menyikapi masalah yang akan saya bahas. Banyak orang percaya bahwa kiamat 2012 itu akan terjadi, dan ini masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Pakar agama bilang, hancurnya dunia hanya di tangan Tuhan, berbeda dengan para peramal yang mungkin berpendapat kehancuran dunia ada pada rasionalitas yang ia miliki. Keadaan bumi yang semakin parah, panasnya bumi, globalisasi, kriminalisasi, porno aksi, krisis mental, golongan-golongan, yang membuat seakan-akan ada block antara yang terbaik dan yang buruk, yang kaya dan yang miskin, dan tidak adanya lagi keseimbangan (balance) yang terjadi dibumi, adalah salah satu faktor yang membuat beberapa peramal mengambil kesimpulan bahwa kiamat itu akan tiba ditahun 2012. Secara rasional itu memang masuk akal, tapi kita harus selalu berdo’a semoga itu tidak terjadi…..! bukankah kita masih banyak dosa?
Namun hal itu memang akrab ditelinga kita, kasus-kasus yang terjadi belakangan ini juga memaksa kita sebagai masyarakat untuk ikut hanyut dalam sandiwara yang masih belum berakhir. Kasus KPK vs POLRI, Bank Centuri, Prita Mulyasari dan RS OMNI, nenek yang mencuri buah, seorang bapak yang mencuri semangka dll. Makin memperlengkap sandiwara yang sedang terjadi.
Saya masih teringat ketika kasus KPK bergulir, orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut malah sibuk belanja buku, dan mungkin banyak orang telah memiliki buku tersebut, bahkan ia(yang terlibat) mungkin juga telah memiliki buku tersebut, namun buku yang ia miliki sedikit berpenampilan lebih buruk, dan ia ingin mencari buku yang sama, dan setidaknya berpenampilan lebih menarik. Dan buku itu dibawanya ke Media elektronik, dan tiba-tiba dia mengangkat buku itu di atas kepalanya, dan dia mengucapkan beberapa janji.
Seakan-akan ada episode baru…. kasus saling menuduh, saling ejek dan saling mengelak juga terjadi seakan-akan menggambarkan kasus ini seperti cerita anak-anak didalam kisah Power Ranger melawan Monsternya, sekiranya Ranger merah tidak mampu melawan sang Monster, Rangar-Ranger lain datang untuk membantu, dan berharap sang Monster dapat dikalahkan.
Hal itu adalah beberapa kejadian aneh yang memang sedang kita rasakan…. seakan-akan telah jenuh dengan kasus yang terjadi, kita pun ingin mencari siapakah sosok yang akan dapat memecahkan masalah ini. Didalam sejarah perkembangan dunia Islam sesungguh nya masalah-masalah yang ada pada masa itu bahkan lebih parah dari zaman sekarang ini. Nabi Muhammad SAW mendapatkan cobaan yang amat berat, dimana banyak orang yang menyembah berhala, membunuh bayi yang baru lahir, menjadikan batu sebagai tuhan, bahkan setiap orang memiliki tuhanya masing-masing. Namun dibalik cobaan itu, sifat Al-amin yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW membuatnya terus bertahan di Mekah, dan berharap ada orang yang sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah hal yang salah. Sampai suatu hari Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah melalui perantara malaikat Jibril, dan wahyu itu pun dijadikan Nabi sebagai pegangan untuk merubah keadaan di Mekah.
Sejarah perkembangan Islam diatas, dapat kita jadikan acuan di era globalisasi sekarang ini. Dimana masalah yang melanda dunia sekarang ini sangat beragam, persaingan, kekuatan pertahanan, politik dan ekonomi, adalah masalah-masalah yang selalu menimbulkan konflik dan banyak memakan korban. Yang membedakan keadaan dunia sekarang dengan sejarah islam masa lalu adalah, didalam sejarah islam ada pemimpin yang bisa membawa perubahan bagi rakyat Mekah pada masa itu. Apakah sekarang kita tidak memiliki pemimpin? Jawabanya adalah, pasti kita memiliki pemimpin, terbukti dengan adanya Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara ini.
Keadaan dunia sekarang ini cukup mencuri perhatian bagi masyarakaat awam. Bahkan banyak diantara mereka ingin mencoba untuk menyelamatkan Bumi ini. Ya…. Akhir-akhir ini banyak orang yang ingin menjadi pahlawan kesiangan untuk menyelamatkan bumi, salah satu caranya adalah dengan mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, dan telah menerima wahyu dari Allah melalui perantara Jibril, bahkan ada yang mengaku telah terbang kelangit ketujuh, dan melintasi dimensi waktu serta melihat surga dan neraka (seperti kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW dalam mi’raj). Salah satu contohnya adalah kisah Soenarto warga Dusun Sarwiru Kaler, Desa Suriamedal, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, yang mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, yang telah bertemu Jibril dan mendapatkan wahyu. Bahkan si Nabi palsu memiliki gagasan yang aneh yaitu Soenarto merencanakan akan memindahkan Ka’bah dari Mekah ke Pasanggrahanya (di tempat ia mengajarkan aliran sesatnya), dengan maksud agar para pengikutnya tidak perlu menunaikan ibadah haji ke Mekah, cukup masuk ke Pasanggrahan yang dimilikinya, kita sudah bias melaksanakan ibadah haji.
Kejadian diatas adalah hal yang biasa kita dengar di media masa, bahkah banyak orang yang mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang mengaku Nabi memiliki gangguan kejiwaan. Secara rasional memang kita dapat menganalisis kejadian tersebut, karena Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir hingga akhir jaman kelak. Dari kajadian di atas saya mencoba memahami mengapa kejadian aneh sepert ini selalu saja muncul secara berulang-ulang (continue). Salah satu Nabi palsu telah ditangkap, kenapa selalu ada Nabi (palsu) baru yang menggebrak dengan sensasi barunya, bahkan ada yang mengaku sebagai Jibril nya(Lia Eden).
Saya tidak mau memandang buruk hal ini, sesuai dengan komitmen saya pada paragraph pertama, saya harus dapat bersifat holistic. Kejadian mengaku Nabi dan telah bertemu dengan Jibril, dapat kita artikan bahwa sesungguhnya perasaan jenuh, benci, dan gundah yang terdapat pada masyarakat awam telah bercampur menjadi satu, sehingga terkadang dapat menghasilkan pemikiran yang keluar dari batas rasionalitas. Perasaan ini wajar terjadi ketika manusia sudah berada dalam tekanan, dan kondisi lingkungan yang seakan-akan tidak pernah lagi berpihak pada mereka, keadilan yang bisa diperjualbelikan, saling menjatuhkan antar satu golongan dengan golongan yang lain dan merasa bahwa saya adalah yang paling benar, seakan-akan membuat sang pengadil sejati (TUHAN) benar-benar telah mati. Ketika kitab-kitab tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup, ketika perbuatan haram telah berubah status menjadi halal, dan ketika gagasan manusia lebih besar manfaatnya dari pada gagasan Tuhan. Lalu pertanyaannya siapa yang dapat merubah ini semua……..? atau benarkah Jibril akan kembali turun ke Bumi, dan kembali membawa seseorang untuk melintasi dimensi waktunya.
Jikalau orang awam pun punya kemauan untuk merubah dunia walaupun dengan cara yang aneh, kenapa kita sebagai orang yang berpendidikan lebih memilih jalur aman, diam, dan tertawa melihat kejadian yang terjadi. Dan bukankah cara kita untuk merubah keadaan ini tidak harus menjadi seorang Nabi. Masih banyak cara lain jikalau niat kita untuk merubah telah dapat kita aplikasikan dikehidupan kita.
Dan saya beranggapan bahwa untuk kedepanya akan selalu ada orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi dan bertemu dengan malaikat Jibril, dan hal ini akan berhenti ketika harapan kita tidak lagi bertentangan dengan kenyataan.
Selengkapnya...

Taat Beribadah, Niscaya Masuk TIMNAS

kairo, mungkin bagi banyak pelatih tim Nasional skill dan performa dijadikan acuan utama untuk memilih pemain. Tetapi tidak bagi Hasan Shehata, pelatih TIMNAS Mesir ini hanya mau memilih pemain yang taat beribadah dan raji sholat.
Lihatlah bagaimana inginya David Beckham atupun Antonio Cassano begitu ingin masuk kedalam TIMNAS Negara masing-masing. Bahkan demi menarik perhatian Fabio Capello, Beckham rela membeli kontraknya sendiri(dari LA Galaxi) dan meninggalkan keluarganya di Amerika sana.
Capello sendiri menyatakan dirinya hanya akan mengambil pemain yang performanya bagus, tak peduli dia bintang atau bukan. Bersyukurlah Beckham, sejauh ini penampilanya bersama AC Milan masih relatif bagus.
Namun, apa jadinya bila Capello adalah orang setipe Shehata, yang hanya mau memanggil pemain-pemain religius? Mungkin Beckham butuh lebih sekedar tampil bagus, tetapi juga harus sering-sering beribadah ke Gereja.
Ya, Shehata dengan terang-terang menyatakan bahwa dirinya lebih menomorsatukan soal ibadah dibanding kemampuan seorang pemain. Kebetulan Mesir bermayoritaskan pemeluk islam. Maka, jarang sholat atau beribadah yang lain jangan harap masuk skuad milik Shehata.
“tanpa hal itu, kami tidak pernah menyeleksi pemain, sebagus apapun potensinya. Saya selalu dengan tegas menyatakan, bahwa mereka yang menggunakan Jersey Mesir harus memiliki hubungan baik dengan Tuhannya” ujarnya seperti yang dilansir yahoo sport.
Pengalaman ini pun pernah terjadi pada Ahmed “Mido” Hossam. Mido yang terkenal suka berpesta harus menerima kenyataan dilupakan oleh Shehata. Eks penyerang Totenham Hotspurs yang kini merumput di klub lokal Mesir, El Zamalak, itu tidak begitu senang dengan keputusan Shehata.
Contoh lain dialami oleh Mohammed Zidan. Bintang Mesir yang bermain untuk Borussia Dortmund pun sampai diminta lebih sering sholat oleh Shehata jika ingin masuk TIMNAS.
“saya tidak suka kebiassan yang suka menyendiri dan tidak berbaur dengan yang lain. Saya meyakinkannya mengenai sholat dan betapa pentingnya hal itu. Sejak saat itu ia jadi rajin shalat” tegas Shehata.

Sumber http://m.detik.com
Selengkapnya...